Sabtu, 17 Januari 2009

Pendidikan Kesuksesan Islam Sebagai Modal Pencerahan Masa Depan

Islam memang agama yang sangat universal. Tidak ada kata kolot dalam islam. Islam mengatur segala aspek kehidupan secara holistik. Hal-hal yang perlu kita resapi nilainya adalah islam merupakan agama yang mengatur segi ukhrawi dengan teliti tanpa lupa mengatur aspek duniawi dengan komprehensif dan dijamin kesistematikan kausalitasnya dengan pasti. Oleh karena itu, islamlah satu-satunya agama yang memperhatikan bagaimana umatnya agar menjadi orang sukses duniawi tanpa adanya dekadensi kualitas iman. Sehingga tidak disangkal lagi islam sudah pernah mencapai kejayaan yang tidak pernah dicapai oleh agama atau bangsa yang lain pada saat itu. Memang realitanya mengatakan begitu, yakni kejayaan islam baik dalam aspek pendidikan, perekonomian, perpolitikan, militer dan lain sebagainya.

Kejayaan islam tempo dulu tak lepas dari berkualitasnya pendidikan saat itu. Pada saat dululah terbuki sistem pendidikan dari islam yang paling spektakuler dan menakjubkan dalam melahirkan ilmuwan-ilmuwan jempolan. Hal itu tak lepas dari pemahaman tentang tidak adanya dikotomi dalam islam, serta tidak dipakainya sistem pendidikan sekuleristis. Bukti dari kejayaan islam tersebut adalah menyebarnya islam di dunia, sehingga tidak ada satu pun benua di bumi ini yang tidak lepas dari pengaruh positif al-islam. Baik itu benua yang beriklim tropis, sedang, panas maupun yang bersalju.Sehingga keislaman menyimbolkan kecerdasan, kesucian, kemegahan, serta keselamatan dunia-akhirat.

Fakta lain dari kejayaan islam tempo dulu yakni, sangat banyaknya lahir para ilmuwan mempunyai yang iman berkualitas, sehingga semua hasil penelitian dan desertasi dari mereka dapat dinikmati oleh umat muslim yang lainnya, dalam rangka meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Contohnya adalah Ibnu Sina, dalam “Al-Qanun fi At-Tib”-nya banyak menjelaskan ilmu-ilmu kesehatan baik itu herbal maupun sintesis organik dan logam yang sesuai dengan nilai-nilai fundamental yang islami. Contoh lainnya adalah Jabir Ibnu Hayyan, beliau kimiawan yang juga ahli dalam spesifik ilmu islam seperti fiqih dan tafsir. Beliaulah yang sepantasnya disebut sebagai pencetus kimia modern, karena beliaulah yang pertama kali mengistilahkan ilmu tentang reformasi senyawa-senyawa itu dengan kimia, dengan asal kata al-kimiya yang artinya perubahan. Beliaulah yang membedakan antara senyawa asam dan basa.

Memang sangat banyak ilmuwan yang berbackground islam pada tempo dulu. Yang saya sebutkan tadi baru dalam segi ilmu umum, belum lagi ilmuwan-ilmuwan pada bidang filsafat, matematika, fisika, biologi, tafsir, fiqih, politik, ekonomi, tentu akan memakan waktu yang sangat lama dalam proses membahasnya. Tidak usah berpanjang kata lagi, kesimpulannya islam tempo dulu sungguh sangat luar biasa, atau dalam istilah pemerintahan masuk dalam periode kejayaannya.Subhanallah...

Pada tulisan kali ini penulis tidak bermaksud mengungkit kejayaan islam tempo dulu hanya untuk refreshing, namun lebih sebagai objek benchmarking dengan kondisi islam saat ini. Agar kita tidak ternina bobo dalam ilusi kejayaan belaka.Tragis memang merenungkan nasib kaum muslimin saat ini. Semakin tahun bukannya semakin membaik, malah sebaliknya. Semakin tahun semakin banyak orang yang murtad dengan seribu satu macam alasan. Belum lagi masalah remajanya, tidak hanya sifat hedonisnya yang sudah diluar batas. Malahan sudah banyak yang melakukan seks bebas, mabuk-mabukan dan pembunuhan,”dengan bangga”

Siapa yang salah? Tentu tidak ada yang ingin disalahkan, walaupun dia yang bersalah. Islam dalam konteks suatu kelompok, terdiri atas individu-individu yang percaya akan ke-Esaan Allah SWT dan kerasulan Muhammad SAW. Kejayaan dan kemunduran islam sendiri akan ditentukan oleh kualitas-kualitas individu tersebut. Semakin baik individunya, maka islam akan semakin jaya. Masalah umur individunya sebenarnya tidak terlalu mempengaruhi, namun yang berpengaruh adalah bagaimana niat individu tersebut untuk menjayakan islam. Tak dipungkiri juga, yang mendominasi untuk menjayakan islam adalah kaum pemudanya. Tapi realitanya yang melakukan maksiat adalah kaum pemuda juga. Untuk itulah materi dakwah saya kali ini akan membahas bagaimana menjadi remaja yang sukses, dan nantinya mampu menjayakan islam.

Pemuda yang sukses adalah pemuda yang mampu mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya dan orang lain di jalan kebenaran, yakni jalan yang penuh petunjuk Allah SWT. Pemuda yang seperti ini sangat jarang ditemukan pada zaman yang hedonis seperti sekarang, karena radiasi negatif globalisasi yang semakin menjadi-jadi. Sehingga batas wilayah, isu politik, masalah ekonomi dan kependudukan suatu negara semakin transparan. Untuk mengobati luka-luka akibat globalisasi itu dan untuk jayanya kembali islam diperlukan remaja yang mempunyai strategi sukses yang substansial. Dan hendaknya hidup berpola untuk mencapai sukses dengan strategi sebagai berikut:

TERENCANA

Rencana merupakan modal awal seorang pemuda agar sukses pribadi dan sosial. Bahkan ada suatu statement bahwa “gagal merencanakan berarti merencenakan untuk gagal”. Tentu statement tersebut bukan suatu omong kosong belaka. Pikirkan saja apabila kita ingin membuat rumah namun tanpa adanya planning yang matang , tentu bukan rumah yang akan jadi. Walaupun kita bekerja dengan sekeras-kerasnya, bahkan mungkin akan menyebabkan perbuatan tabdzir.

“Hai orang-orang yang beriman. Bertakwalah kepada Allah, dan hendaknya setiap diri memperhatikanapa yang telah diperbuat untuk hari esok dan bertakwalah kepad Allah”(QS. Al-Hasyr:18)

Untuk saat ini, dalam dunia enterpreneur rencana bisa disamakan dengan impian atau dream. Dari impian yang tersusun rapi lah biasanya kenyataan akan terwajud. Yang pasti rencana itu harus logis dan objektif. Jangan takut untuk bermimpi, bermimpi yang logis, yang akan menjadi bahan bakar kita menuju kesuksesan. Untuk lebih sistematikalnya, tulis lah impian kita itu dalam sebuah buku. Tentukan dari impian harian, mingguan, bulanan, tahunan bahkan mimpi dari hidup kita, agar hidup lebih bermanfaat, supaya nasi yang kita cerna dan udara yang kita oksidasi tidak terbuang sia-sia.

Yang perlu kita perhatikan dalam membuat planning tersebut adalah keadaan internal dan eksternal kita. Jangan sampai rencana atau impian yang kita buat sangat tidak masuk akal. Seperti: ingin membeli matahari, hidup selamanya maupun membeli surga dan neraka. Bukan kah itu sangat tidak masuk akal? Untuk itu ada yang perlu kita perhatikan, yaitu:

1. Kekuatan kita,

Ini berhubungan dengan potensi apa saja yang ada pada diri kita, baik itu yang potensial untuk dikembangkan atau tidak. “Sesungguahnya Allah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk”, ayat ini secara eksplisit menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang sangat “lebih baik” dibanding dengan makhluk-makhluk yang lain. Manusia punya semua potensi, baik itu segi intelejensi, kinestetik maupun estetik. Tinggal manusia itu memilih potensi mana yang ia akan kembangkan. Namun lewat perencanaan ini, kita tidak asal mengembangkan potensi, kita harus tau mana yang bermanfaat, mana yang berpeluang untuk dibisniskan dan mana yang paling dibutuhkan islam saat ini.

2. Kelemahan yang ada,

Kekuatan sudah punya,namun sadar atau tidak sadar kita juga mempunyai kelemahan. Kelemahan itu tidak hanya timbul dari diri kita sendiri, namun ada juga yang berasal diri “si iblis” yang telah dilantik sebagai penggoda nomor wahid agar manusia terjerumus kelembah sekuleristik, hedonis, kemalasan dan kesombongan. Karenanya “hanya mengingat Allah hatimu akan tenang” dan “ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung”. Jangan biarkan iblis menjajah kita.

3. Kesempatan,

Kekuatan sudah ada, kelemahan sudah sudah di”perban” dengan iman yang steril dari syirik dan kawan-kawan. Kini saatnya berdiri, “mencari” kesempatan. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu mengubahnya sendiri”. Ayat ini lebih menekan kan agar kita yang “aktif” mencari kesempatan. Gunakan waktu dengan efektif, tenaga dengan efisien dan otak dengan maksimal untuk mencari kesempatan itu. Jangan biarkan hidup yang singkat ini, kita tetap menjadi “manusia biasa”. Carilah kesempatan itu seakan-akan kita kekal di dunia ini. Namun apabila tidak ketemu juga, jadilah kita yang menciptakan kesempatan itu. Bukan kah kita makhluk yang terbaik?

4. Ancaman dari dalam atau luar diri,

Kini semuanya sudah lengkap. Namun, satu hal lagi yang tidak mungkin akan tertinggal. Yakni ancaman dari luar. Untuk itu kita harus menyelesaikan semua masalah yang menjadi ancaman tersebut dengan baik dan benar lewat bantuan Allah. Sesungguhnya tidak ada daya makhluk tanpa izin Allah SWT.

TEKUN

Tekun bisa dikatkan dengan tangguh dalam menjalani proses. Berarti dengan semangat menyelesaikan masalah yang membadai dan cercaan yang menerjang.namun, sekarang banyak orang yang sukses yang menyebutkan dirinya “ini dan itu”. Contohnya saja Bill Gates, seorang pendiri microsoft corporation. Begitu gampangnya dia mengatakan kalu dulu dirinya “terlalu bodoh” untuk anak seusia dia, tapi bisa melebihi kesuksesannya orang-orang terpelajar saat ini. Meneliti tentang fenomena tadi, tentu ada sisi positif dan negatifnya. Positifnya dia bisa menyederhanakan jalan menuju sukses, sehingga orang akan mau mengikuti jejaknya. Negatifnya, tentu hal itu akan membuat banyak orang malas dalam prosesnya karena menganggap sukses itu terlalu gampang.

“Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil”, itulah yang dikatakan nabi besar Muhammah SAW. Kita boleh menyederhanakan jalan untuk sukses, namun jangan terlalu meremehkan prosesnya. Karena yang fundamental dari suksesnya seseorang adalah prosesnya menjadi sukses. Anda tentu ingat eksperimen yang dilakukan oleh Thomas A. Edison, tidak hanya hitungan jari bahkan ribuan kali dia bereksperimen, baru bisa membuat lampu pijar yang sangat urgen peranannya pada saat itu maupun sekarang.

Edison yang nonmuslim saja dengan semangat bereksperimen untuk menemukan yang disebut dengan “lampu”. Seharusnya, kita sebagai muslim harus lebih hebat semangatnya untuk mewujudkan impian kita, harus lebih keras usahanya, harus lebih nyata tindakannya untuk mencapai surgaNya Allah SWT.

TERAMPIL

Tidak perlu rasanya penulis berpanjang lebar menerangkan tentang terampil ini karena hanya akan membuat anda silau saja. penulis ilustrasikan saja begini. “ Suatu ketika dengan semangat dan tenaga yang luar biasa, sang cecak berlari kesana dan kesini untuk mewujudkan impiannya. Impian yang tak bisa dianggap kecil, impian yang sangat istimewa untuk diwujudkannya. Yaitu, menyantap nikmatnya nyamuk. Untunglah saat itu sang cecak mampu meraih dua ekor nyamuk walaupun dengan tenaga yang bisa dikatakan terlalu banyak keluar. Berbeda dengan si laba-laba tetangganya. Dia tidak terlalu keras bekerja, dengan santai dibangunnya jaring-jaring setiap detakan waktu. Memang berat kelihatannya diawal, dia terpaksa harus menahan lapar dan bahkan tidak makan seharian hanya untuk menyelesaikan jaringnya. Namun, akhirnya jadilah jaringnya. Dengan santai pula ia selalu makan yang banyak setiap hari tanpa harus keluar keringat, bahkan makin hari semakin banyak saja mangsa yang ia peroleh. Paradoks dengan sang cecak. Semakin hari tubuhnya semakin melemah, karena harus kesana-kemari untuk menangkap nyamuk. Bahkan, suatu ketika sang cecak di dapati sudah meninggal dunia. Karena saat mengejar nyamuk yang ada di belakang pintu, tiba-tiba anaknya yang punya rumah membuka pintu. Dan.....semua tulangnya patah dan terpaksa seluruh kaki dan tangannya diamputasi”

Sebagai objek bencmarking, yaitu tindakan konvensional sang cecak dan tindakan terampil si laba-laba. Saya rasa dengan sedikit penggalan kisah tadi, saudara-saudari sekalian akan memahami perbedaan kekuatan dan pengaruh otot dan otak. Sebagai muslim, agar sukses kita harus lebih terampil dari pada “si laba-laba tadi”. Tidak selalu orang yang bekerja keras akan sukses. Namun, orang sukses pasti bekerja keras yang “terampil”.

Masuk surga adalah impian besar yang harus dimiliki oleh seorang muslim, namun ada yang lebih besar dari itu. Yaitu melihat Allah SWT, Dia Yang Maha Indah. Untuk itu kita harus mendapat RidhaNya, yakni dengan memperbanyak pahala yang kita peroleh. Bukankah “tidak terlalu” lelah dalam beramal namun mampu menghasil pahala yang sangat-sangat banyak itu lebih baik daripada amalan yang “terlalu banyak” namun tidak ada pahala atau pun keridhaanNya? Untuk itu, kita harus terampil dalam beramal ini. Contoh sederhananya adalah memberitahu kepada seseorang suatu amal kebaikan, sehingga orang tersebut melakukannya dengan ikhlas. Atau mengajak orang lain untuk melakukan suatu kebaikan, atau juga mengajak orang shalat, itu lah yang menyebabkan tidak sedikit ulama yang mengatakan. Bahwa bukan imam yang memperoleh pahala terbanyak dalam shalat, tapi muazdinnya. Karena dia lah yang memanggil orang lain atau bahkan imam itu sendiri untuk shalat.

Untuk itu, beramal dengan keras itu baik. Namun akan lebih baik jika ditambah dengan keterampilan yang sesuai.

TAWADHU

Pribadi yang sukses, bila telah menggapai keberhasilan, maka ia akan tawadhu. Tawadhu, karena ia sadar benar apa yang ia hasilkan itu semuanya hanya mungkin terjadi karena izin Allah SWT.

Tawadhu adalah rendah hati. Ketika orang yang tawadhu mencapai sukses, ia selalu melihat apa yang ia hasilkan bukanlah hasil pekerjaannya sendiri. Pekerjaan itu dianggap hasil kerja bersama.

Peribadi yang sukses sadar betul bahwa ketawadhuan derajatnya tak akan tinggi, baik dimata munusia apalagi dalam pandangan Allah SWT. Ia tawadhu karena ia tahu betul bahwa yang ingin diraihnya hanyalah ridha Allah. Tanpa itu, apalah arti kesuksesan.

Ketika belum berhasil? Ya tetap tawadhu. Dan menyadari bahwa semua manusia pasti sukses. Dalam al-qur’an pun Allah berfirman bahwa hewan yang melata saja tak luput dari rezeki yang Allah berikan apalagi kita manusia. Namun, sukses atau tidak sukses tergantung dari cara kita menilainya. Hidup ini terdiri dari berbagai sisi kehidupan yang sangat banyak. Jadi bila gagal di sisi sini, maka ada kemungkinan kita telah sukses di sisi yang lain. Untuk itu, jadi lah manusia teachble. Manusia yang “mau” belajar kesalahannya dan memperbaikinya . Tidak ada manusia yang sempurna didunia ini, namun berbuat yang terbaik adalah jalan untuk menuju kesempurnaan itu sendiri.

Seorang mukmin yang kuat itu lebih baik dan dicintai oleh Allah SWT daripada seorang mukmin yang lemah. Untuk setiap kebajikan, bersemangatlah demi kemanfaatan dirimu. Mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah mengatakan “seandainya aku melakukan begini, tentu akan begini dan begini.” Tetapi katakanlah “Allah telah menentukan. apa yang dikehendaki Allah itu pasti terjadi.”(HR. Muslim)

Kesimpulannya. Jadikan lah kejayaan islam masa lampau sebagai penyemangat kita untuk mewujudkannya kembali.belajar, bekerja dan beramal lah dengan terencana, tekun dan terampil, lalu hiasilah dengan tawadhu.kesuksesan setiap pribadi muslim akan menghasilkan kesuksesan islam yang integral. Mulai lah dari yang kecil, dari diri sendiri dan mulai saat ini. Karena waktu adalah pedang. Jangan sampai terjadi “senjata makan tuan”....

Tidak ada komentar: