Selasa, 29 Desember 2009

Esensi Kausalitas Hidup Ala Systema Digestoria

*Bismillah… ku semi puitisasi-artikelisasi sebuah catatan kecil sebagai caraku untuk mencintai anatomi dengan sederhana. Sekaligus menguapkan dogma-dogma yang seakan menjadi nilai aksiomatik tentang justifikasi bahwa anatomi tidak mengasah rasionalitas, sekaligus menghilangkan stigma dari taklid buta anatomi. So, berpikir dan menghafal dianalogikan seperti fungsi ruang dan waktu. Hilang salah satu, maka hancurlah semesta ini. Gak ngerti ???? makanya jangan hanya baca SOBOTTA, YOKOCHI, ANKLIN dll. Buka mata, buka telinga dan buka pemikiran… badaikan otakmu dengan superaction bersama ISLAM.

Mimpi bersama di CAVITAS ORIS…
Semua berawal, satu langkah di APEX LINGUALIS danlekukan VESTIBULUM ORIS
Ketika DORSUM LINGUAL melicinkan makna, lalu terlentang di APONEOROSIS LINGUALIS
Kita bisa karna besama, seperti INCICIPUS, CANINUS, PREMOLAR dan MOLAR yang slalu bersama
Kebersamaan perlu pengorbanan, bak GINGIVA yang rela sebagai penopang para DENS
Mimpi jika hidup selurus SULCUS MEDIANA LINGUALIS , lalu bersantai di FORAMEN CAECUM LINGUALIS
Ingat, nanti akan ada SULCUS TERMINALIS LINGUALIS dan PAPILLA-PAPILLA yang akan menghalang
Dari FILIFORMIS, FUNGIFORMIS, VALLATA dan FOLIATA akan menggodamu
Hingga kau tergelincir keRADIX LINGUALIS lalu ditertawakanpasangan PALLATUM DURUM dan MOLE
Tertinggalah FRENULUM LINGUALIS yang di awal mendukungmu untuk melihat TONSILLA PALATINA
Dia rela asal kau bisa juga menikmati tarian EPIGLOTIS
Sebelum kau mencapai cita, jangan lupa jasa MYLOHYOIDEUS dan GENIOHYOIDEUS merawatmu
Ditambah isak tangis GENIOGLOSSUS san GLOSSUS yang rela berkorban untuk citamu
Temanmu, dari M.TRANSVERSUS SUPERIOR et INFERIOR telah yakin kau bisa
M.LONGITUDINALES et VERTICALES LINGUALIS juga percaya kau mampu
CONEIFORME melambai bersama CORNICULATUM untuk semangatmu
GLANDULA PAROTIS,SUBLINGUALIS, SUBMANDIBULARIS dan LINGUALIS ada untukmu
Berjuang lewati terjalnya ARCUS PALLATOGLOSSUS dan FARINGEUS
Buktikan lah, kau bisa mencapai RECTUM…


Nikmat di ESOPHAGUS…
Jangan terbuai akan jalan nikmat-menurun di TRAKTUS ESOPHAGUS
Terlebih dibuai manja oleh relaksasi di PROXIMAL ESOPHAGUS
Meskipun 1/3 proximal adalah MUSCULI VOLUNTER dan tersisa INVOLUNTER
Tetap bertahan, walau di PARS SERVIKALIS, THORACIS dan ABDOMINALIS
Tetap tatap citamu, hingga sampai ke SFINGTER CARDICA
Tetap semangat bersama PERISTALTIK PRIMER dan SEKUNDER
Buktikanlah, kau bisa mencapai RECTUM…


Tantangan di VENTRICULUS…
Mengapa kita slalu berdebat apa ini GASTER atau VNTRICULUS
Hingga aku semakin terhujam oleh PLICAE dan FORNIX GASTRICAE
Mentalku pun sempat terhentak oleh dua CARVATURA yang tak kenal kompromi
MAYOR dan MINOR slalu menyeranngku dari segala arah
Aku akan tetap bertahan, hingga FUNDUS-CORPUS-ANTRUM ku lewati
Sesekali ku tengok BURSA OMENTALIS yang diatapi OMENTUM MINUS,sedih
Ku terjatuh di INCISURA CARDIALIS, namun ku bangkit dan berjuang lagi
Terhentak lagi di INCISURA ANGULARIS dan semangatku menguap, tapi kubisa lagi
Aku minta bantuan denganA-V GASTRICA DEXTRA-SINISTRA, mereka tertawa
Namun, A-V GASTROOMENTALIS DEXTRA-SINISTRA yang kuhina, menolongku
Dia antar hingga PARS PYLORICUM, menyusuri CALANIS PYLORIS
Lalu memasuki OSTIUM PYLORICUM dengan izin kepada SFINGTER PYLORI
Lalu, bijak berkata dengan barisan-barisan kata:
Buktikan lah, kau bisa mencapai RECTUM…


Pelajaran kebersamaan INTESTINUM TENUE…
Letih melangkah ke AMPULLA, DUODENUM PARS SUPERIOR
Aku tak mau menjadi manusia biasa, aku seorang muslim visioner, ini DUODENUM
Yang akan kucapai, PARS DESCENDENS,HORIZONTALIS lalu ASCENDENS
Jalan hidup yang penuh PLICA CIRCULARE dan LONGITUDINALE
Ku belajar untuk tidak jatuh di PAPILLA DUODENI MAYOR et MINOR yang sama
Bijak kepada AMPULLA HEPATOPANCREATICA dan SFINGTER ODDI
Ku tak mau keras kepala, ku akan belok di FLEXURA DUODENOJEJUNALIS
Karena itu kebenaran yang kupahami bersama FLEXURA DUODENALIS INFERIOR
Ku paham makna sebuah pengorbanan dari M.SUSPENSORIUS DUODENI
Yang ikhlas berkorban, walau yang terkenal adalah LIGAMENTUM TREITZ
Terimakasih atas semua ilmu di JEJUNUM
NODULI LYMPHOIDEI SOLITARII telah menasehatiku untuk maju
Menatap ke depan, begitu pula kata mereka di ILEUM
Semangat ! teriak kawanan NODULI LYMPHOIDEI AGGREGATI kompak
Walau energimu diserap VILI INTESTINALIS, tetap optimis
Hingga mencapai VALVE ILEUCEKAL danmemasuki OSTIUM ILEALE
Petik hikmah kebersamaan bersama HEPAR, PANGKREAS dan LIEN
HEPAR yang berwajah LOBUS DEXTER, SINISTER, KAUDATUS dan QUADRATUS
Dia tidak munafik, dia mau kebahagiaan dengan IMPRESSIO GASTRICA
Begitu pula dengan IMPRESSIO DUODENALIS,RENALIS,SUPRARENALIS, COLICA dan ESOPHAGEA
Dikirimnya semangat lewat barisan kata A.HEPATICA PROPRIA dan V.PORTAE HEPATIC
Ikhlas berkirim doa lewat VESIKA BILLIARIS melalui DUKTUS CHOLEDOCUS
merupakan kumpulan DUKTUS HEPATIS DEXTER-SINISTER dan menjadi DUKTUS HEPATIS KOMMUNIS
bersenyawa dengan DUKTUS SISTIKUS
dia membantumu sederhana, ditopang LIG.TRIANGULARE SINISTRUM et DEXTRUM dan CORONARIUM
LIG.FALCIFORME, VENAE CAVAE dan VENOSUM ikut membantu dengan ikhlas
APPENDIX FIBROSA HEPATIS bahagia jika kalian bahagia
Terus berjuang ! lambai sang LIG.TERES HEPATIS
Lewat Vv. HEPATICAE diserap habis pesimismu
PANGKREAS, menambahkan semangat dari HEPAR
Dari KAUDA, DUKTUS lalu ke CAPUT PANGKREATIS diberkorban
DUKTUS WIRSUNG menjadi saksi bisu atasnya
Diiyakan oleh DUKTUS SANTORINI yang masih menyendiri
Di INCISURA PANGKREATIS aku bersaksi untuk sebuah janji, pun DUKTUS SANTORINI hilang
Karena semua ini, terlahir PLICA LONGITUDINALIS DUODENI
LIENS, diamnya adalah kebijaksanaan
Ketika kau lihat dari FACIES DIAPRAGMATIS, GASTRICA,COLICA dan RENALIS,dia bijak
Ikhlasnya membuat bijak, ketika di MARGO SUPERIOR et INFERIOR
Juga di EXTREMITAS ANTERIOR et POSTERIOR
Dia kirimkan sumbangan lewat A-V SPLENICA
Buktikan lah, kau bisa mencapai RECTUM…



INTESTINUM CRASSUM, akhir sebuah permulaan
Terlepas dari segala pendewasaan, kini berada di FRENULUM OSTII ILEALE
Hidup ini pilihan, bersenang-senang di CAECUM atau menapaki HAUSTRA COLI untuk sebuah cita
Jika kau bersantai ria di CAECUM, maka kesenangan itu membawamu ke APPENDIX VERMIFORMIS
Dengan melepas semua nafsumu, memasuki OSTIUM APPENDICIS VERMIFORMIS
sangat menyenangkan, tapi potensi dan rasionlitasmu akan terkukung MESOAPPENDIX
sebagai muslim, tapakilah HAUSTRA demi HAUSTRA dengan melewati PLICA SEMILUNARIS
mengalahlah dengan SULCI PARACOLICI untuk menang
targetmu, lewati PARS ASCENDENS, TRANSVERSUM , DESCENDENS dan SIGMOIDEUM
ambillah makna dari FLEXURA COLI DEXTER et SINISTER
perlahan dan pasti, di APPENDICIS OMENTALIS jadi lah yang terbaik
berjalan sesuai aturan yang lurus oleh TAENIA LIBERA
analisis lah hingga TAENIA OMENTALIS dan MESOCOLICA bisa kau pahami untuk toleransi
yakin lah, jalanmu yang lurus ada MESOCOLON TRANSVERSUM sebagai penjamin kebenaran
tapaki hingga terpahamkan akan penopang di MESOSIGMOIDEUM
Akhirnya, kau mencapai RECTUM setelah melewati lika-liku rintangan waktu
Bersama-sama SFINGTER ANI EXTERNUS et INTERNUS mengeluarkan semua potensi
M.LEVATOR ANI pun tersenyum kan kesuksesan ikhlasmu
Namun, RECTUM bukan akhir segalanya…

Semangat !!!
afwan jika ada barisan kata yang menggores hat

Sabtu, 26 Desember 2009

Langkah Kecil yang Besar;Revolusi Diri !

Antum and antunna sekalian pasti sudah sering mendengar kalau mau berubah kita harus mulai dari hal-hal yang kecil. Betul ga? Kan hal itu yang sering disampaikan oleh Ustadz A A Gym ( yang kini kok ga ada kabarnya lagi. Padahal kan poli#### itu bukan hal yang salah jika dialkukan secara syar’i. Sedangkan yang kumpul kebu, selingkuh,ponografi dan pornoaksi, dibiarkan begitu aja), semoga Allah selalu melimpahkan rahmatnya kepada beliau. Tentu saja itu berarti hal itu mulai dari diri kita sendiri dan mulai saat ini. Bahkan hal itu sekarang menjadi suatu kaidah aksiomatik dalam proses perubahan. Dan hal itu memang bisa dibuktikan secara rasional. Namun masalahnya kok ga semua orang terlihat perubahannya? Ayo tebak apa alasannya?
Kali ini saya sedikit mengombinasikan prinsipnya Dale Carniege dan David Schultz dengan prinsipnya AA Gym, supaya terjadi perubahan yang sangat signifikan pada diri kita. Ketika kita memikirkan hal-hal yang kecil untuk dirubah, itu memang rasional dan realistis. Tetapi sebenarnya sebelum kita berubah, kita harus paham apa yang mau kita rubah dan merubahnya mau jadi apa. Agar nantinya tidak berubah tanpa alasan yang jelas, entar malah berubah jadi kura-kura ninja (hehe, mau?). konsep dasarnya, semua perubahan memerlukan pengorbanan dan ternyata pengorbanan dan perubahan itu relative berbanding searah. Sederhananya semakin besar perubahan yang ingin dicapai, maka semakin besar pula pengorbanan yang diperlukan, itu sederhananya. Tetapi pengorbanan itu nilainya tidak absolute, tetapi tergantung kta menyikapinya. Saya tidak menganjurkan untuk mengkhayal tanpa dalil yang jelas. Tapi, pikirkan lah jalan kreatif dan inovatif untuk mencapai perubahan yang besar. Berpikr lah berubah menjadi besar, dengan langkah-langkah awal yang berat pastinya. Tetapi sikapi lah langkah-langkah yang berat itu tadi sebagai pengorbanan kecil agar kita tidak merasa dibebani dan tidak merasa agar hal tadi sebagai sesuatu yang di luar batas.
Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al Muzzammil: 20).
Sesungguhnya Allah bersama kita. Ketika antum dan antunna memikirkan konsep di atas terlalu imajinatif, maka hal itu hanya akan menjadi konsep kosong yang menjadi residu di cerebrum. Tetapi jika antum dan antunna menganggap konsep tersebut hal yang realistis, saya yakin jalan-jalan kreatif dan tampak irrasional untuk perubahan yang besar, akan terjadi ,InsyaALLAH. Kalau ungkapan-ungkapan yang bisa kita dengar adalah “you are what you think”, maka dalam islam “ Allah azza wajalla berdasarkan prasangka hamba-NYA”. Berani berubah, berani membuka mind-set dan berani action.
Tak sekedar langkah-langkah kecil, pastikan langkah-langkah itu adalah langkah yang tercipta berdasarkan keyakinan akan suatu Tujuan dan langkah-langkah itu adalah langkah yang rapi. Ketika kanan duluan, si kiri dengan ikhlas berada di belakang untuk mendukung kemajuan di kanan, dan ketika kiri di depan makan si kanan akan setia menopang. Tak lupa pula, ketika kaki melangkah, tangan kanan dan kiri bergantian melakukan gerakan untuk menstabilisasi adanya langkah itu. Pokoknya, kita tidak bisa memaksakan terjadinya perubahan secara komprehensif dalam batas-batas waktu yang berdekatan. Pasti ada pada bagian dari diri kita berubah saat-saat tertentu, sedangkan bagian yang lainnya di lain waktu. Pikirkan konsep perubahan itu sekarang, lalu berubahlah secara sistematis dan efektif. Contoh yang paling sederhana. Ketika kita ingin merubah rumah kita yang dulunya Cuma satu lantai menjadi dua lantai. Tentu mustahil kalau kita membuat sekat-sekat dindingnya lebih dahulu atau memasang jendela-jendelanya lebih dahulu. Ya, tentu mulailah dari hal-hal yang substansial, pastikan lantainya sudah mempunyai pondasi yang proporsional, lalu design atap yang multiguna dan seterusnya ( maaf, ini kok jadi ngambil lahan jobnya orang teknik)
Pada suatu hari Rasulullah saw memperingatkan bahaya memaksakan diri sendiri untuk memperbanyak ibadah. Beliau bersabda: “Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidak ada yang memberat-beratkan diri sendiri kecuali agama itu akan mengalahkannya, karenanya, luruskan langkah dan kokohkan, berusahalah untuk selalu mendekati (target ideal), bergembiralah (jangan pesimis), dan meminta tolonglah dengan waktu pagi, waktu sore dan sedikit malam”. (HR Bukhari).

Rabu, 23 Desember 2009

Hasil Cipika-Cipiki Sama Pa Eko

Drs. Eko Suhartono, M.si, itu nama lengkap salah satu dosen FK UNLAM yang dijadikan objek wawancara tim Hippokampus kali ini. Dari penampilannya yang sederhana tesimpan berjuta ilmu yang bias kita sama-sama resapi nantinya. . Ditemui di ruang kerjanya yang bertempat di gedung utama lantai kedua FK UNLAM, beliau sedang asyik dengan berbagai kesibukan yang diemban terlebih tugas beliau selai dosn, juga sebagai pmbantu dekan 3. Namun tetap ramah terhadap siapa saja yang dating kepada beliau.
Dosen yang bercita-cita sebagai wiraswasta ini, terkenal di lingkungan FK UNLAM sebagai dosen yang kreatif, supel terhadap mahasiswa juga inovatif dengan berbagai riset yang dilakukannya. Walau cita-cita dan realitas tidak sejalan, namun belai selalu menunjukan kepada semuanya kalau beliau sekarang bias berprestasi. Karena beliau berprinsip bahwa manusia harus ikhlas terhadap apa yang telah diberikan oleh Allah SWT dan selalu berusaha .Tak sekedar teori, itu terbukti dan beliau sekarang aktif sebagai peneliti berkelas internasional sekaligus menjadi penulis yang produktif
Di balik keahlian beliau dalam riset. Beliau menyimpan rahasia yang sungguh patut dicontoh untuk semua kalangan peneliti. Beliau berkata “ riset adalah nafas saya”, sehingga jika ada kompetisi dari DIKTI ataupun tidak beliau tetap aktif meneliti. Beliau pun selalu berusaha untuk mendedikasikan semua hasil riset agar bermanfaat bagi semua pihak, tidak hanya bagi kalangan peneliti maupun mahasiswa saja. Beliau juga mengatakan bahwa semua mahasiswa juga punya potensi untuk menjadi peneliti handal, tetapi itu tergantung kepada mahasiswa pribadi. Bukan masalah mampu tau tidak mampu, tetapi masalah mau atau tidak mau.
Rata-rata karya ilmiah yang telah beliau ciptakan ditulis pada malam hari, setelah shalat. Beliau mengaku setelah shalat ,ide muncul mengalir tanpa hambatan. Saking ayiknya terhanyut dalam lautan ide, sampai-sampai tidak tidur hingga jam 3 pagi. Beliau juga mengaku, semua yang beliau tulis adalah bentuk konkrit rasa syukur atas segala yang telah diberikan Sang Maha Pencipta.sehingga melakukan riset dengan senang hati dan ikhlas, tanpa adanya beban melakukan itu sebagai tuntutan sebagai dosen dan bukan pula sebagai mata pencaharian. Jadi menulis karya ilmiah tidak hanya perkara duniawi, tetapi sudah bisa menjadi asset pahala di akhirat kelak.
Ada juga yang menarik dari beliau, apalagi strategi dalam penyampaian materi. Tidak hanya didukung vokalisasi yang jelas dan tegas, ada satu hal yang menjadi khas dari beliau. Yakni adanya gambar perempuan di tengah atau akhir penyampaian materi. Tak jarang semua mahasiswa melek matanya pada saat bosan-bosannya memahami begitu kompleksnya biokimia. Walau agak begitu controversial, tak dipungkiri bahwa strategi itu membuat mahasiswa kembali memusatkan perhatiannya kepada apa yangbeliau sampaikan. Beliau mengaku, jurus itu beliau dapatkan saat mengikuti penympaian materi di Jakarta. Pada saat di titik puncak kejenuhan, salah satu penyaji menampilkan gambar perempuan. Tak dapat diperkirakan, semua pendengar yang tadinya bosan dan lemas menjadi melek dan kembali memusatkan perhatiannya kepada si penyaji. Kata beliau itu memang manusiawi, karena nalurinya manusia itu menyukai pada keindahan. Namun, objek yang indah itu yang perlu kita sesuaikan dengan keadaan audience.

“KESEPAKATAN PRAKTIKUM ANATOMI PSPD 09”, semester I

Segala puji bagi Allah azza wajalla yang telah melimpahkan rahmat dan inayahnya kepada kita. Untuk kebaikan bersama dan untuk menjaga ketertiban serta keteraturan saat praktikum anatomi, maka disusunlah segenap kesepakatan untuk merealisasikannya. Antara lain:

1. Sebelum masuk praktikum semua kelompok sudah wajib menyelesaikan laporan atau tugas yang sudah ditentukan
2. Setiap kelompok menyediakan jarum pentol secukupnya
3. Ketua kelompok memastikan semua anggotanya dan asistennya sudah memiliki handscoon
4. Semua wajib memiliki buku post-test
5. Saat post-test jika ada yang sakit atau tidak masuk maka dinyatakan inhal, keputusan ditentukan oleh coordinator asdos atau yang mewakili
6. Jas lab wajib dibawa serta harus ada namanya dan jas lab yang tidak ada namanya wajib memakai name-tag
7. Saat praktikum satu kelompok minimal wajib membawa sebuah Sobotta atau Yokochi
8. Datang minimal 10 menit sebelum dimulai praktikum
9. Sebelum praktikum wajib berdo’a
10. Astum punya kewajiban untuk mematuhi keputusan bersama dan punya hak untuk meminta kejelasan tentang tugas yang diberikan
11. Astum berdo’a masing-masing sebelum memulai persiapan praktikum
12. Saat praktikum dilarang pindah ke kelompok lain, kecuali ada pemberitahuan lain
13. Jika praktikum melanggar waktu shalat maka diperbolehkan untuk shalat dengan terlebih dahulu meminta izin kepada asdos
14. Saat praktikum handphone disilentkan dan untuk mengangkatnya minta izin dulu kepada asdos
15. Jika ingin keluar ruangan saat praktikum, diwajibkan lapor kepada asdos kelompoknya.
16. Sistematika praktikum ditentukan keputusan bersama yang disetujui oleh asdos
17. Jika inhal post-test dua kali berturut-turut diwajibkan mengerjakan tugas yang sudah ditentukan
18. Saat praktikum semua praktikan wajib menjaga etika dan sopan-santunnya.
19. Bagi semua perempuan wajib memakai rok panjang
20. Bagi perempuan muslim diwajibkan memakai jilbab dan bagi yang nonmuslim rambut diikat karena ditakutkan ada formalin yang mengenai rambut
21. Jika ada peraturan tambahan maka asdos akan mengumumkan
22. Kesepakatan bersifat terbuka. Jika ada keberatan atau merasa masih ada peraturan yang perlu ditambah silahkan lapor kepada koti anatomi dan koti wajib melaporkan kepada coordinator asdos



Koordinator asdos:Chalid M. A. Muthaher/I1A008084
koti anatomi semester I : Zayed Norwanto/I1A009084

Enzim; Mekanisme Kerja

PERAN BIOMEDIS
Enzim adalah polimer biologis yang mengatalisis reaksi kimia yang memungkinkan berlangsungnya kehidupan seperti yang kita kenal. Keberadaan danpemeliharaan rangkaian enzim yang lengkap dan seimbang merupakan hal yang essensial untuk menguraikan nutrient menjadi energy dan chemical building block (bahan dasar kimiawi); menyusun bahan-bahan dasar tersebut menjadi protein, DNA, membrane, sel dan jaringan; serta memanfaatkan energy untuk motilitas sel, fungsi saraf dan kantraksi otot. Dengan pengecualian molekul RNA katalitik atau ribozim, enzim adalah protein. Kekirangan jumlah atau aktivitas katalitik enzim-enzim kunci dapat terjadi akibat kelainan genetic, kekurangan gizi atau toksin. Defek enzim bisa disebabkan oleh mutasi genetic atau infeksi oleh virus atau bakteri pathogen. Para ilmuan kedokteran mengatasi ketidakseimbangan aktivitas enzim denganmenggunakan bahan farmakologis untuk menghambat enzim-enzim tertentu dan sedang meneliti terapi gen sebagai cara untuk mengobati defisiensi jumlah atau fungsi enzim.
ENZIM ADALAH KATALISIS YANG EFEKTIF DAN SPESIFIK
Enzim yang mengatalisis perubahan satu atau lebih senyawa (substrat) menjadi satu atau lebih senyawa lain (produk) meningkatkan laju reaksi setidaknya 1.000.000 kali dibandingkan jika tidak dikatalisis. Seperti semua katalis lain, enzim tidak berubah secara permanen atau dikonsumsi sebagai konsekuensi dari keikutsertaannya dalam reaksi yang bersangkutan.
Selain sangat efisien, enzim juga merupakan katalis yang sangat efektif. Tidak seperti kebanyakan katalis yang digunakan dalam kimia sintetik, enzim bersifat spesifik baik bagi reaksi yang dikatalisis maupun substrata tau substrat-substrat yang berhubungan erat. Enzim juga merupakan katalis stereospesifik dan biasanya mengatalisis reaksi dari hanya satu stereoisomer suatu senyawa, misalnya, D-gula, tetapi bukan L-gula, asam L-amino tetapi bukan asam D-amino. Karena berikatan dengan substrat melalui sedikitnya tiga titik perlekatan, enzim bahkan dapat mengubah substrat nonchiral menjadi produk chiral. Spesifitas enzim yang sangat tinggi member sel hidup kemampuan untuk secara bersamaan melaksanakan dan secara independen mengontrol beragam proses kimiawi.
ENZIM DILASIFIKASIKAN BERDASARKAN TIPE REAKSI
Nama-nama yang paling sering digunakan untuk kebanyakan enzim menjelaskan tipe reaksi yang dikatalisis, diikuti oleh akhiran –ase. Contohnya, dehidrogenas mengeluarkan atom-atom hydrogen, protease mengatalisis protein dan isomerase mengatalisis tataulang dalam konfigurasi. Pemodifikasian dapat terletak di depan maupn di belakang nama enzim untuk menejelaskan substrat enzim (xantin oksidase), sumber enzim ( ribonuklease pancreas), pengaturannya (lipase peka-hormon) atau suatu gambaran dari mekanisme kinerjanya (protease sistein). Jika diperlukan, ditambah penanda alfanumerik untuk menunjukan berbagai bentuk suatu enzim
Untuk menghilangkan ambiguitas, IUB menciptakan suatu system terpadu tata nama enzim yaitu setiap enzim memiliki nama dank ode khusus untuk menunjukan tipe reaksi yang dikatalisis dan substrat yang terlibat. Enzim dikelompokkan dalam enam kelas:
Oksidoreduktase, mengatalisis oksidasi dan reduksi
Transferase, mengatalisis pemindahan gugus
Hidrolase, mengatalisis terjadinya hidrolisis
Liase, mengatalisis pemutusa ikatan dengan eliminasi atom yang akanmenghasilkan ikatan rangkap
Isomerase, mengatalisis perubahan geometric atau structural di dalam satu molekul
Ligase, mengatalisis penyatuan dua molekul yang dikaitandengan hidrolisis ATP
Meskipun system IUB ini jelas, namun nama-nama enzim menjadi panjang dan relative tidak praktis sehingga kita biasanya tetap menamai enzim berdasarkan nama tradisionalnya meskipun nama itu kadang-kadang menyesatkan. Nama IUB untuk heksokinase melukiskan kejelasan sekaligus kompleksitas system IUB. Nama IUB untuk heksokinase adalah ATP:D_heksosa 6_fosfotransferase E.C.2.7.1.1. nama ini menunjukan heksokinase sebagai anggota kelas 2 (tranferase), subkelas 7 (pemindahan satu gugus fosforil), sub-subkelas 1 (alcohol adalah akseptor fosforil dan heksosa-6 menunjukan bahwa alcohol yang terfosforilasi berada di karbon ena heksosa. Namun, kita terus menyebutnya sebagai heksokinase.
GUGUS PROSTETIK, KOFAKTOR DAN KOENZIM BERPERAN PENTING DALAM KATALISIS
Banyak enzim yang mengandung berbagai molekul nonprotein kecil dan ion logam yang ikut serta secara langsung dalam katalisis atau pengikut substrat. Molekul atau ion ini, yang disebut gugus prostetik, kofaktor dan koenzim, memperluas ragam kemampuan katalisis melebihi yang dumingkinkan oleh gugus fungsional di rantai samping aminoasil peptida.
GUGUS PROSTETIK TERINTERGARI ERAT KE DALAM STRUKTUR ENZIM
Gugus prostetik dibedakan berdasarkan integritasnya yang kuat dan stabil ke dalam struktur protein melalui gaya-gaya kovalen atau nonkovalen. Contoh-contohnya antara ain adalah piridoksal fosfat, flavin mononukleatida dan tiamin. Logam adalah gugus prostetik yang paling sering dijumpai , sekitar sepertiga dari semua enzim mengandung ion-ion logam yang terikat kuat dan disebut metaloenzim.KOFAKTOR BERIKATAN SECARA REVERSIBEL DENGAN ENZIM ATAU SUBSTRAT
Kofator memiliki fungsi serupa dengan gugus prostetik tetapi berikatan secara transien dan mudah terlepas dengan enzim atau substrat, misalnya ATP. Tidak seperti gugus prostetik yang terkat secara stabil, kofaktor harus terdapat dalam medium di sekitar enzim agar katalisis dapat terjadi. Kofaktor yang paling umum adalah ion logam. Enzim memerlukan kofaktor ion logam disebut enzim yang memerlukan kofaktor ion logam. Untuk membedakan dari metaloenzim.
KOENZIM BERFUNGSI SEBAGAI PENGANGKUT SUBSTRAT
Koenzim berfungsi sebagai pengangkut atau bahan pemindah gugus yang dapat didaur-ulang dan memindahkan banyak substrat dari tempat pembentukannya ke tempat pemakaiannya. Ikatan dengan koenzim juga menstabilkan substrat, seperti atom hydrogen atau ion hidrida yang tidak stabil dalam lingkungan cair sel.
BANYAK KOENZIM, KOFAKTOR DAN GUGUS PROSTETIK ADALAH TURUNAN VITAMIN B
Vitamin B larut-air merupakan komponen penting berbagai koenzim. Selain vitamin B, beberapa koenzim mengandung gugus adenine, ribose dan fosforil AMP dan ADP. Nikotinamid adalah komponen koenzim redoks FMN dan FAD. Asam pantotenat adalah komponen dari koenzim A pengangkut gugus asil. Sebagai pirofosfatnya, tiamin ikut serta dalam dekarboksilasi asam alfa-ketoglutarat dan koenzim asam folat dan kobamid berfungsi dalam metabolism satu karbon.
Sumber: Biokimia Harper...

Anamnesis, Obat Paling Mujarab dan Mematikan

Ketika anda periksa ke dokter pasti anda bingung kok si dokter banyak nanya? Padahal kan si dokter sudah tahu banyak tentang berbagai indicator fatologis dan klasifikasi penyakit. Si dokter pun bisa langsung melakukan pemeriksaan fisik maupun langsung ke pemeriksaan laboratorium. Apa si dokter cuma ingin berbasa-basi dengan si pasien ?.

Ternyata, dalam proses usaha penyembuhan yang dilakukan oleh dokter. Proses bertanya kepada si pasien atau dikenal dengan istilah anamnesis merupakan hal yang sangat urgen. Bahkan penegakkan diagnosis rata-rata penyakit 70% dari anamnesis (wawancara), 20% dari pemeriksaan fisik dan 10% dari pemeriksaan laboratorium.

Anamnesis inilah sebenarnya yang menjadi factor penyebab yang dominan dalam hal timbulnya malpraktik. Kesalahan itu pun tidak hanya terjadi karena ketidaktelitian si dokter namun membuka peluang juga kesalahan bersumber dari pasien sendiri karena tidak akuratnya penyampaian gejala yang dirasa kepada dokter dengan keadaan yang sebenarnya yang dialami oleh si pasien.

Dokter itu ibarat sang detektif yang mengorek informasi sebanyak mungkin (tapi tepat dan efektif waktu) dan sejelas mungkin ingin mendapatkan gambaran keadaan si pasien. Teknik-teknik khusus pun seyogyanya dimiliki oleh dokter dalam rangka mengambil informasi dan si pasien jangan malu-malu untuk memberikan fakta karena si dokter sudah terikat sumpah janji untuk menjaga privasi pasiennya.

Ketika melakukan anamnesis, si dokter sepantasnya menunjukan empati dan simpatinya kepada si pasien, jangan sampai terkesan sok sibuk. Walaupun faktanya para dokter itu biasanya super sibuk.hal itu bertujuan agar si pasien merasa dihargai kedatangannya, bukan dipandang sebagai orang yang meminta-minta untuk diobati. Memandang mata pasien pun sebenarnya merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh terhadap keyakinan untuk mempercayai hasil anamnesis karena dari mata pasien terpancar sinyal apakah yang dikatakannya benar begitu atau sedikit dipoles oleh pasien agar tdak malu. Sebenarnya , penunjukan empati tadi juga berfungsi agar terjalin keakraban antara pasien dan dokter sehingga anamnesis jadi lancer, yakni ketika anamnesis berproses seperti obrolan biasa, mengalirnya tanpa dicampuri rasa canggung dan grogi.

Realitas yang ada di Indonesia, ternyata anamnesis ini biasanya dilakukan sangat singkat, seakan-akan dokternya sudah seperti paranormal yang mengetahui pikiran pasien dan lebih menitik beratkan diagnosis dengan pemeriksaan fisik. Padahal pemeriksaan fisik itu hasilnya subjektif dari kaca mata dokter yang bersangkutan bukan berdasarkan data langsung dari pasien yang mengalami penyakit. Mungkin pula dokter melakukan anamnesis cepat dikarenakan masih banyaknya pasien yang menunggu, belum lagi karena dokternya yang praktik dari satu klinik ke klinik lain. Sehingga seakan-akan tanpa pemeriksaan yang cermat dan teliti sudah bisa “dengan yakin” menegakkan diagnosis dan menuliskan resep. Itulah realitas dokter di Negara yang berkembang ini. Mungkin karena dirasa penghasilan yang masih rendah sehingga si dokter praktik dari satu tempat ke tempat lain sehingga proses anamnesis dilakukan dengan cara biasa dan dalam “tempo yang sesingkat-singkatnya”. Berbeda dengan dokter yang ada di Negara maju, mereka sudah dibatasi jumlah pasien yang diperiksa setiap harinya dengan penghasilan yang tinggi sehingga anamnesis bida dilakukan dengan “khusyuk”.

Masalahnya juga, ketika dokter yang bersangkutan sering loncat praktik, yakni dari klinik ke klinik sebagai tuntutan profesi. Hal itu menyebabkan stamina dan batin dokter semakin diporsir, tentu hal tersebut mengurangi kualitas dokter dalam anamnesis. Ditambah banyaknya pasien yang antri, mungkin anamnesis yang dilakukan sambil lalu saja untuk mendapatkan data yang dirasa paling umum bukan untuk mendapatkan data secara komprehensif

Bagi pasien, agar tidak terjadi malpraktik, maka harus berinisiatif memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada si dokter. Hal itu bertujuan agar penyakit yang dialami si pasien dapat diidentifikasi dengan tepat.. Berdasarkan Macleod’s Clinical Examination dalam Kurtz (1998) data standar yang harus diketahui dan dipahami dokter saat anamnesis adalah :
Radiation, tentang sampai di daerah mana rasa penyakit itu terasa
Character, tentang karakter sakitnya apakah nyeri, berdenyut-denyut atau nyeri terus-menerus
Severity, terkait dengan derajat nyerinya. Apakah nyeri sekali atau sdang-sedang saja
Duration, meliputi lama rasa yang timbul
Frekuensi, terkai derajat keseringan timbulnya rasa sakit tersebut dan disini juga bisa dimasukan sejak kapan hal yersebut timbul
Aggravating and relieving factors, tentang apa saja yang membuatnya kumat dan reda
Associated phenomenon, berkaitan dengan keluhan lain yang menyertai keluhan utama

Sehingga muncullah hubungan yang tepat antara pasien dan dokter dalam bersama-sama saling membantu untuk ketepatan diagnosis agar penyembuhan dapat dilakukan secara maksimal. Jangan takut untuk memberikan info kepada dokter karena dokter sudah bersumpah untuk menjaga privasi pasien. Malpraktik bukan terjadi hanya karena kesalahan dokter, si pasien pun bisa memunculkan peluang terjadinya malpraktik. Oleh karena itu bicaralah dengan dokter sampai mempunyai persepsi yang sama mengenai rasa sakit yang diderita. Anda turut menentukan kesembuhan anda.
Tak lupa, anamnesis juga bisa dijadikan sebagai media para dokter untuk berdakwah.caranya? para dokter bisa memberikan nasehat-nasehat yang syar’I, seperti jangan lupa shalat tepat waktu, jangan lupa sedekah dalam proses penyembuhan, jaga pandangan, shalat malam dan lain-lain, bahkan dokter bisa menanamkan ideologis qur’aniy lewat susunan-susunan kata yang renyah. Pokoknya jangan sia-siakan kesempatan anamnesis tersebut untuk menambah investasi pahala kita dengan ikhlas untuk menggapai ridho-NYA. insyaALLAH
Hidup Dokter Muslim !!!


Mohon masukannya...

ALLAH SWT TAHU KOK KLO KITA SIBUK

Note kali ini sengaja ku buat untuk mengingatkan ku akan suatu hal yang sangat penting, bahkan lebih penting dari nasib kuliah ku yang masih ngambang tanpa Tujuan yang realistic. Termasuk untuk meningkatkan kuantitas al-‘ilm beberapa mata kuliah yang kurasa kurang komprehensif dalam menajamkan daya kritis para mahasiswanya. Bahasannya mungkun masih superficial, tapi semoga maknanya bisa disusun satu persatu. Yang penting , hal-hal yang kutulis di sini adalah suatu idealitas yang masih terhimpit oleh realitas ( coz ane sendiri utk shalat subuh masih “terlalu” sering ngaret. Hiks hiks hiks –doain ya biar tidak pernah terjadi lai-). Gini aja konsepnya: undzur “maa” qalla wa laa tandzur “man” qall. Artinya ??? buka aje Dorland.hehe
Lis Sebagai seorang mahasiswa kedokteran yang katanya sibuk atau sok sibuk maupun disibuk-sibukan. Tapi, sebagai muslimsudah seharusnyalah kita mempunyai hubungan yang kokoh kuat (quwwatush-shilah) dengan Allah swt.
Ada banyak sarana yang bisa kita jadikan sebagai opsi atau pilihan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas hubungan tersebut.
Di dalam al mustakhlash fi tazkiyatil anfus Sa’id Hawa rahimahullah menyebutkan 13 sarana yang bisa kita jadikan sebagai wasilah untuk mendekatkan diri kita kepada Allah swt. Mulai dari shalat, zakat-infaq-sedekah, puasa, haji, tilawatul qur’an, dzikrullah, tafakkur alam dan seterusnya.
Meskipun demikian, kita masih sering merasakan adanya kekeringan ruhani, karena kita memang sangat jarang mengalirinya dengan siraman-siraman ruhani yang berupa sarana-sarana tersebut. Atau istilah accu-nya, kita jarang ngeces accu dan baterai ruhani yang kita miliki dengan sarana-sarana Islamiyyah itu tadi.
Alasan yang sering kita kemukakan selalu sama dan klasik: sibuk belaja, persiapan tutor dan repot ngerjain tugas alias susah mengatur dan mendapatkan waktu senggang untuk menyiram dan mengecesnya.
Kadangkala, kalau kita sedang berkumpul dengan sesama muslim k#f##h (insyALLAH yaa ikhwah fillah), kita ingat bahwa ruhani kita sedang sangat kekeringan. Namun begitu keluar dari majlis ikhwah itu, kita kembali lagi menjadi manusia-manusia yang “sibuk”.
Namun, kita perlu mengingat bahwa kesibukan kita tidak berarti meninggalkan langkah-langkah untuk melakukan siraman-siraman dan pengecesan ruhani kita.
Mari kita renungkan bersama firman Allah swt berikut ini:
إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَى مِن ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِّنَ الَّذِينَ مَعَكَ وَاللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ عَلِمَ أَن لَّن تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ فَاقْرَؤُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ عَلِمَ أَن سَيَكُونُ مِنكُم مَّرْضَى وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِن فَضْلِ اللَّهِ وَآخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَاقْرَؤُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا
الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ (20)
Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al Muzzammil: 20).
Ayat ini menjelaskan bahwa:
.Allah swt mengetahui bahwa kemampuan kita dalam berqiyamullail berbeda-beda, ada yang hampir mampu mencapai 2/3 malam, ada yang mampu setengah malam, ada yang sepertiga malam.
.Allah swt-lah yang membuat ukuran-ukuran siang dan malam.
.Allah swt mengetahui bahwa kita ini lemah dan tidak akan mampu memenuhi kewajiban (ya, waktu itu qiyamullail setengah malam adalah kewajiban kaum muslimin) itu.
.Allah swt mengetahui bahwa diantara kita ada yang sakit, ada yang sibuk mencari ma’isyah, ada yang sibuk berperang fi sabilillah.
Meskipun Dia mengetahui kesibukan kita, namun Dia tetap memerintahkan kepada kita untuk:
. Membaca Al Qur’an (bahkan diulang dua kali) sesuai dengan kemudahan kita.
. Menegakkan shalat.
. Membayar zakat, dan
. Memberikan pinjaman yang baik kepada Allah swt (sedekah dan semacamnya).
. Banyak-banyak beristighfar.
Artinya, betapapun kesibukan yang melanda kita, kita tidak boleh melupakan tugas menyirami ruhani kita dan mengecesnya dengan berbagai sarana yang ada.
Ada banyak cara yang ditawarkan oleh Islam agar kita tetap bisa mendapatkan kesempatan melakukan siraman dan pengecesan ruhani kita. Diantaranya adalah:
. Kita harus mensplit waktu-waktu yang kita miliki agar muncul menjadi berbagai macam saat, sehingga di hadapan kita akan muncul sederet waktu yang bisa kita daya gunakan.
Pada suatu kali seorang sahabat yang bernama Hanzhalah bertemu Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Begitu bertemu Hanzhalah berkata: Nafaqa Hanzhalah (Hanzhalah menjadi munafiq). Mendengar pernyataan seperti itu Abu Bakar kaget, lalu berkata: “Kenapa? Hanzhalah berkata: “Kalau kita berada di majlis nabi saw seakan kita melihat dengan kepala kita sendiri suasana surga danneraka, akan tetapi begitu ketemu anak-anak, kita lupa semua yang kita rasakan tadi”. Mendengar penjelasan seperti itu Abu Bakar menjawab: “Kalau begitu sama dengan saya”. Singkat cerita keduanya mendatangi nabi saw. Setelah keduanya menceritakan apa yang dirasakannya, nabi saw menjawab: “… Akan tetapi sa-‘ah wa sa-‘ah”. Maksudnya: bagilah (spiltlah) waktumu agar ada saat untuk ini dan ada saat untuk itu. (HR Bukhari).
. Kita harus pandai memanfaatkan “serpihan-serpihan” waktu yang kita miliki dan mendaya gunakannya untuk melakukan penyiraman dan pengecesan ruhani kita.
Pada suatu hari Rasulullah saw memperingatkan bahaya memaksakan diri sendiri untuk memperbanyak ibadah. Beliau bersabda: “Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidak ada yang memberat-beratkan diri sendiri kecuali agama itu akan mengalahkannya, karenanya, luruskan langkah dan kokohkan, berusahalah untuk selalu mendekati (target ideal), bergembiralah (jangan pesimis), dan meminta tolonglah dengan waktu pagi, waktu sore dan sedikit malam”. (HR Bukhari).
Saudara-saudara yang dimuliakan Allah …
3. Terakhir sekali, kita harus pandai-pandai membuat diversifikasi acara (keragaman acara) agar tidak cepat bosan, ingatlah bahwa “sesungguhnya Allah swt tidak bosan sehingga kita bosan, dan bebanilah jiwa ini sesuai dengan kadar kemampuannya, dan bahwasanya amal yang paling dicintai Allah swt adalah yang kontinyu” (HR Ahmad, Abu Daud dan An-nasa-i).
Walau terkesan opini ini terlalu perfeksionis dan yang memosting sendiri terlalu HINA untuk dijadikan contoh atas apa yang telah posting. Tapi di lubuk hati yang paling dalam, minimal keinginan itu ada untuk direalisasikan. Smangat !!!
Semoga Allah swt memberikan taufiq, bimbingan dan kekuatan kepada kita untuk istiqamah di atas jalan agama-Nya, amiiin.

*Artikel di atas hampir semuanya berasal dari taujih Ustadz Musyaffa,PKS

Syukron katsri ‘ala kulli hal yaa ustadz, afwan…
Jazakumullah khairan katsir…

Rabu, 02 Desember 2009

Saksikanlah ! kami seorang muslim

Bismillah

“… boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui” (Al-Baqarah;216)

Dalam hidup ini teman, berjuta tantangan pasti menghadang namun disana terselip juga bermilyar peluang untuk menjadikan tantangan tersebut sebagai media untuk membuat kita belajar tentang hakikat diri kita. Dalam dunia ini juga, banyak rencana-rencana kita yang tidak sejalan dengan realitas yang ada. Kadang kita mau A, yang dating malah B. kadang mau B, yang dating malah C. benar begitu?
Itu hanya sebagian kisah saja dari perjalanan kita yang panjang ini. Lalu, setelah kita mendapati banyaknya hal yang tidak sesuai rencana. Apa yang terjadi? Pastinya rasa kecewa dan sakit hati datang tanpa diundang menginfeksi hati kita dan melumpuhkan semangat kita walau hanya untuk menatap keindahan yang di pancarkan oleh sang mentari. Kecewa, setelah itu sakit hati, lalu ????
Ini yang membedakan nilai seorang manusia. Setelah dia gagal, setelah dia jatuh tergeletak ditikam kejamnya realita. Apa dia enggan bangun? Apa dia bangun lalu mundur teratur kebelakang dengan bijaknya? Atau bangun dan kembali berlari mewujudkan segala tujuan-tujuannya? Pilih mana? Semua terserah kalian yang membaca seambrik coretan ini. Pilihan itu hak kalian yang nantinya akan dipertanggungjawabkan kepada Sang Pemilik Kesempatn, Allah azza wajalla.
Sebagai seorang muslim, tentunya kita harus saling memberikan input satu sama lain agar nantinya tercipta keshalihan social , engga hanya sholin lianfusihim. And tulisan ini sengaja penulis buat untuk menyemangati diri sendiri karena pernah dilumpuhkan oleh rasa kecewa yang sangat-sangat, kekecewaan itu dikode oleh satu kodon rantai hliks ganda DNA, yang bernama : inhal” ( mudah-mudahan dan memang ingin itu inhal yang terakhir kalinya dalam sejarah penulis).
Lalu bagaimana sih cara ampuh untuk kembali berdiri dan berlari menuju segala tujuan??? Di sini penulis akan berusaha meracik obat semujarab mungkin ( walau farmakologi belum belajar banyak) dengan cara menganamnesis diri sendiri ( introspeksi diri) dan merampok semua pengalaman dari teman-teman yang pernah merasakan pahit-manisnya inhal karena inhal ga selamanya memahitan, di sana tersimpang berjuta hikmah yang bisa kita proses dan menjadi bahan bakar untuk menjalani hembusan-hembusan nafas dan sitol-diastol yang akan datang. insyaALLAH.
Gagal berarti pelajaran, bukan keberhasilan yang tertunda
Saya gagal karena inhal bukan berarti harus terpuruk dengan segala rasa malu dan kecewa. Disana terkandung pukulan panas yang menjadikan kita semakin terpacu untuk belajar, seakan-akan menjadikan kita harus punya slogan” Nafasku adalah belajar, tak peduli seberapa banyak bahannya dan seberapa rumit konsep yang ingin dipahami” . pasti dah hafal sejarah si Thomas A. Edison, si penemu bola lampu ( bukan dosen biokim FK lho. Hehe) dia melakukan percobaan hampir 999 kali hanya untuk membuat bola lampu yang mungkin masih bisa dikerjakan oleh anak buahnya sendiri. Karena dia yakin yang 998 percobaan lainnya bukannya dia gagal, tetapi dia sudah dapat pelajaran dan rasa yang hanya ada di sekolah kehidupan sebanyak 998 kali. Mantap bro !!! makanya belajar yang banyak, dan say no to inhal !!! hubungannya dengan judul di atas, kegagalan adalah suatu pelajaran yang tak seorang jenius pun mampu mengkonkritisasikannya ke dalam bahasa buku, karena kegagalan adalah bentuk pelajaran yang memberikan sensasi langsung ke semua reseptor yang brsangkutan. Mengapa bukan keberhasilan yang tertunda ? karena yang sudah gagal tlah berhasil mendapatkan suatu sensasi pelajaran yang tak didapatkan olek mereka-mereka yang lulus.
Luruskan kembali niat
Niat itu sangat-sangat penting. “ berapa banyak amal yang remeh menjadi besar karena niat. Dan berapa banyak amal yang besar menjadi remeh gara-gara niat ( Abdullah bin Mubarak)” di sini tidak hanya meluruskan niat untuk menuntut ilmu dengan sebaik-bainya lillah karena itu memang suatu kewajiban yang didasarkan pada dalil wajibnya menuntuk ilmu. Yang ditekankah di sini adalah urgensi dari kuntinyuitas dalam pelurusan niat. Perlu kuntinyu ato terus-menerus? Yapz. Karena dari pengalaman penulis niat belajar itu secara fisika merupakan fungsi waktu. Dia bisa berubah berdasarkan kondisi, yang perlu kita regulasi adalah agar perubahan ini selalu progresi kearah yang positif. Caranya man? Jangan asal ngomong donk. Caranya begini ikhwah fillah, selalu mengingat Allah dalam berproses menuntut ilmu. Penulis sarankan, tulislah kalimat “ Yaa Allah, hamba ini dengan sengaja dan bersungguh-sungguh menuntut ilmu karena engkau. Mudahkanlah dalam prosesnya dan berkahilah hasilnya. Dan begitu pula buat teman-teman hamba yang lain” setelah di tulis, taruh di sudut-sudut strategis koz atau kamar kamu biar sebelum pergi ke kampuz kamu mengebaca kalimat ajaib itu. Bedakan rasanya dengan hari-hari kamu sbelumnya dan yang terpenting, rasakan bedanya !!!
mengapa kita perlu mendoakan orang lain? Nah ini rahasia ampuhnnya bro and sis fillah. Selain mampu membuat tumbuh subur bunga-bunga ukhuwah di antara kita, hal tersebut juga bisa menjadi simbolisasi dari rasa kita sebagai seorang muslim. Tak hanya itu, dengan mendoakan orang lain maka para malaikat akan mengamienkannya untuk kita juga, jika dilakukan dengan ikhlas. Logikanya akan ada proses pemantulan sempurna dari doa tersebut untk kita, yang lebih penting malaikat mendoakan kita dengan doa yang serupa. Bayangin bro, makhluk Allah tanpa dosa yang mendoakan kita. Siap-siapin mental aja untuk menerima proses realisasi semua proposal doa kita.
Optimis dan buat target
sebagai mahasiswa muslim, kita harus menjadi visioner. Kita memrlukan target tahunan, bulanan, mingguan hingga harian agar jiwa-jasad kita yang dikendalikan cerembrum-cerebelum tidak menjadi kapal yang terombang-ambing di lautan kehidupan yang luaznya luar biasa, yang anginnya kencang tak tertolong dan yang hambatannya berlimpah. Al- Mutanabi mengatakan “ manusia dinilai berdasarkan perbuatan mereka. Kebesaran jiwa mereka yang menentukan karya besar mereka memang besar. Di mata orang-orang kerdil, masalah-masalah sepele menjadi besar. Bagi yang berjiwa besar, masalah-malsah besar terlihat kecil”
kata A.H Nayyar , Ph.D yang merupakan seorang president Pakistan peace coalition “ kalau kita memulai langkah dengan rasa takut, sebenarnya kita tidak pernah melangkah…”
dalam bukunya David Schultz, The Magic of Positif Thinking. Agar menjadi manusia yang seutuhnya ( ciey,,, kaya ada aja manusia yang ga utuh) dalam hidup kita perlu optimis dan sedikit kenekatan dalam membuat target. Bagi teman-teman yang sekarng terjerat rasa sedih baik itu karena inhal, kena masalah dan lain-lain. Sekarang buru-buru lah shalat sunnah dua rakaat, ambil buku diary dan tulis semua yang ingin kalian capai kedepannya agar kesedihan itu musah dan lenyap dari dalam cereberum kalian. Tak perlu ragu target yang kalian taruh itu terlalu tinggi, jangan minder dan berkata dalam hati hal tersebut mustahil kalian capai, tenang bro and sis. Allah menciptakan kita dalam sebaik-baik bentuk, so pasanglah target setinggi-tingginya. Alasannya gini, misal kita target ujian blok 100. Dengan sendirinya berdasarkan konsep ilmiah dalam buku the secret, konsep itu adalah the law of attraction maka otak kita akan sendirinya mencari jalan dan menstimulasi extremitas lainnya untuk merealisasikan kalau kita bisa memperoleh angka 100. Atau paling tidak seandainya tida sampai target, minimal 90 atau 80. Beda kalau masang target Cuma lulus, kalau turun sedikit ya jadinya inhal, dan kita menjadi seorang inhaler.
Sebenarnya bukan maksud penulis mengutamakan nilai dalam pemasangan target untuk menuntut ilmu. Penulis yakin nilai itu bukan segalanya karena ilmu lebih utama, namun ternyata realitasnya nilai itu penting sebagai indikasi sampai mana tingkat pemahaman kita akan ilmu yang perlu kita pahami. So, ilmunya dapat pasti nilai mengikuti. Jangan sampai muncul kata-kata yang penting ilmunya, tapi inhal mulu. Yang ada, ilmunya dapat dan bebas dari inhal.
Sekedar info, teman-teman semua mohon lebih kritis dalam memahami buku-buku psikomotivation dari laur negeri. Terlebih The Secret karya Rhonda Byrne karena cukup berbahaya untk aqidah kita. Dalam konsep The Law of Attraction dikatakan bahwa dengan energy yang ada dalam diri manusia khususnya otak yang mengendalikan pikiran, semua hal di dunia ini akan meresonansi mengikuti dan sesuai dengan yang apa kita pikirkan. Sehingga muncullah istilah mereka nothing imposibble. Lalu dipertegas dengan statement bahwa manusia adalah miniatur Tuhan sehingga berpikirlah dan hal tersebut “pasti” terjadi. Dalam konsep islam, Allah yang menentukan segalanya dan kita berusaha dengan semaksimal mungkin plus diiringi memohon kepadanya. Mereka berpendapat manusia adalah miniature tuhan berdasarkan hokum termodinamiku yang diteriakan oleh Joule “ energy tidak bisa diciptakan dan dimusnahkan, namun energy mampu bertransformasi”. Lalu hubungannya? Begini, manusia merupakan organisme, organisme merupakan kumpulan system organ, system organ terdiri dari organ-organ yang menjalankan system, organ merupakan kumpulan jaringan yang morfologi dan fisiologis sama, jaringan meliputi kumpulan sel yang relative semua sama, sel meliputi organel-organelnya, organel-organel terbebtuk dari senyawa-senyawa kompleks dengan ligannya, senyawa komplek dapat pecah menjadi kation dan anion komplek, dari ion-ion kompleks tadi dipecah mnjadi ion sederhana, dari ion dapat diambil unsurnya, setiap unsure memiliki jenis atom yang sama, setiap atom terdiri atas electron dan nucleon, di nucleon terdapat positron dan neutron lalu electron, positron dan neutron tadi sebenarnya dapat dipecah lagi. Namun ga kerasa coretan ini sudah panjang betul, intinya ujung-ujung pemecahan tadi ditemukan energy. So kata merek karena manusia mengandung energy maka manusia mampu melakukan apa saja dengan energinya. Itu kata mereka, mereka yang tidak mengenal islam
So, bagi kita yang kenal islam sebenarnya kita tingga mengislamisasikan the secret dengan mengedit beberapa kalimatnya menjadi “ jika Allah bersamaku, apa pun bisa ku lakukan karena tiada kekuatan selain kekuatan Allah, Allahu akbar !!!”
Sebenarnya apa yang ku tulis di sini merupakan caraku membebani diri untuk selalu memperbaiki diri setiap detiknya. Tak bermaksud sedikit pun aku menggurui kalian, karena kalian adalah guruku, karena kalian adalah sumber inspirasi dalam hidupku. Aku pun berterima kasih atas segala ilmu yang kalian berikan kepadaku, yang kalian jelaskan padaku lewat perkataan dan body-language kalian terhadap reaksi dari segala aksi yang menimpa kalian. Mari kita bersama-sama menunjukan bahwa kita adalah seorang muslim, orang yang percaya akan kebenaran ajaran islam. Mari menjadi orang yang lebih baik dari detik sebelumnya.
Ibrahim Al—Harbi, yang berguru pada imam Ahmad mengatakan “ aku telah berguru pada imam Ahmad bin Hambal selama dua puluh tahun. Saat musim dingin atau panas, siang atau malam, tak pernah aku dapati kecuali ia lebih baik dari sebelumnya ( Manaqib ibnu Hanbal, Al-Jauzy)

Minggu, 15 Februari 2009

"Vox Populi Vox Dei" Hanya Mitos dalam Politik Bernegara


Kehidupan berpolitik merupakan sistem kehidupanyang paling dinamis yang pernah ada. Akselarasi perubahannya melebihi dari aspek teknologi, apalagi pertanian. Dari waktu ke waktu pun, semakin sangat nyata kaidah demokrasi hanya suatu konsep yang dipaksakan redaksinya. Hal itu dibuktikan dengan paradoksnya idealitas dan realitas yang ada dalam konsep tersebut.
Demokrasi yang berasal dari kata demos dan cratos ini, mencerminkan adanya kekuataan yang dominan berada di tangan rakyat. Kita kembali ke sejarah, bagaimana Abraham Lincoln mengatakan kalau demokrasi itu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Kalau dipikirkan, konsep itu begitu bijaksana dan “diprediksi” akan dapat mensejahterakan rakyat.
Karena rakyat merupakan pemegang kunci dari kaidah ini, maka diadakanlah pemilu sebagai salah satu media untuk menyalurkan aspirasi yang ada pada rakyat. Sehingga semakin nyata bahwa yang memagang kendali adalah rakyat secara umum. Tak peduli apakah latar belakangnya mengerti masalah pemerintahan dan politik, atau hanya rakyat yang materialis.
Dalam logika penulis yang masih kurang ilmu ini. Kalau demokrasi seperti itu, bagaimana nasib suatu negara yang didominasi oleh orang-orang yang hanya mementingkan diri mereka sendiri. Yang lebih parah lagi, bagaimana seandainya kalau kemenangan para materialis tadi hanya beda tipis dengan orang-orang yang mempunyai mental berkepemimpinan dan mengerti arti sebuah pemerintahan. Rumitkan ?
Itu Cuma masalah kecil saja. Akhir-akhir ini, malahan demokrasi semakin memperumit prosedurnya dan mengaburkan substansi yang telah ada, sependapat dengan Moch Nuhasim ,S.IP, M.Si seorang peneliti tentang perpolitikan dari LIPI Jakarta. Sehingga para pemimpin yang mengaku demokratis sebenarnya hanya memimpin dengan konsep insidental tanpa adanya landasan yang jelas.
Sehingga kita sebagai generasi muda, sudah saat berpikir untuk mensintesis konsep pemerintahan yang terbukti keunggulannya. Apalah makna vox populi vox dei ( suara rakyat adalah suara tuhan) kalau hanya akan melahirkan masalah baru yang sangat kompleks dan ambigu.
Sebagai solusi, kita juga patut memikirkan konsep yang diajukan oleh suatu organisasi da’wah HTI yang meneriakan konsep khilafah sebagai obat penyembuh atas luka-luka yang ditinggalkan demokrasi. Namun, yang terpenting menurut penulis bukan hanya khilafahnya yang berdiri. Tetapi harus ada langkah untuk menyiapkan rakyatnya untuk menggunakan sistem khilafah. Sistem ini sudah terbukti efektif pada masa yang lalu dan tentu tidak perlu mencari kelinci percobaan dalam penemuan konsep pemerintahan yang baru. Sehingga nantinya konsep khilafah ini dapat dialankan secara efektif dan totalitas. Seberapa sempurnanya suatu konsep, kalau tidak dijalankan secara totalitas hasilnya juga akan nihil.
Solusi yang lainnya. Kalau penegakkan khilafah itu memerlukan waktu dan persiapan yang lama. Sebagai alternatif, penulis rasa aktualisasi dan kristalisasi nilai-nilai islamiyah dalam kehidupan berpolotik dan goverment adalah kuncinya. Karena dalah syari’at islam, terjadi keseimbangan antara hal apa saja yang boleh ditentukan oleh rakyatnya menggunkan logika dan ada juga ketetapan yang sudah ditentukan oleh ALLah azza wa jalla. sehingga nantinya akan tercipta sistem perpolitikan dan pemerintahan yang berkesejahteraan. Kalau boleh memberi istilah, inilah yang disebut demokrasi yang ideal. Demokrasi islamiyyah.
Mengapa yang ideal? Karena di sini terjadi sinergisitas yang luar biasa antara kita sebagai zoon politicon dan zoon religion. Dari sinergisitas itu, nantinya akan muncul semangat mencapai pemerintahan ideal. Karena telah tertanam semangat kalau berkepemerintahan juga merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Inilah sebenarnya konsep pemerintahan yang bisa disebut ideal. Bukan sekuler. Penulis pun yakin, sekularitas begitu berkembang di eropa khususnya prancis disebabkan agama di sana yang irasional dan tidak universal, serta terlalu kolot. Seandainya mereka mengenal islam ( maaf pengandaian itu sebenarnya tidak baik, tapi sekarang karena untuk kebaikan) penulis yakin mereka tidak akan pernah kenal dengan istilah sekuler.



Selasa, 10 Februari 2009

Menulis Bukan Hanya Budaya Kaum Intelek

Dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya banyak konsep-konsep atau pun postulat ilmu pengetahuan yang baru ditemukan atau malah penyempurnaan dari ilmu sebelumnya. Tak disangka pula, kadang banyak hal-hal yang menjadi beban pikiran para “ilmuwan besar” telah diselesaikan dengan mudah lewat diskusi terbuka ( baca:canda) orang yang notabenenya tidak tahu menahu kalau masalah yang telah ia selesaikan adalah masalah sulit bagi para ilmuwan. Di pikir lebih lanjut, ternyata memang benar. Bahkan kalau kita mengacu kepada historis sains. Banyak penemuan yang tidak disengaja. Contohnya seperti sel volta, struktur benzena, konsep gravitasi dan banyak lagi yang lainnya.

Sedikit pengantar di atas semoga bisa membuat kita semakin paham bahwa ada banyak hal hebat dan penting yang telah kita pecahkan setiap harinya. Namun sayangnya semua hal tersebut tidak kita sadari atau kita sadari namun hilang begitu saja, tanpa ada kesan yang mendalam. Hal itu semua secara sederhana dapat diketahu penyebabnya bahwa kurangnya kepekaan kita untuk mengabadikan “penemuan” kita tersebut.

Kita pikirkan lebih lanjut. Tentu betapa ruginya ketika kita dapat memecahkan masalah ilmuwan besar namun tidak dapat kita abadikan. (karena faktanya kemampuan berpikir dipengaruhi oleh lingkungan dan keadaan. Sehingga tidak menutup kemungkinan pada kondisi tertentu seseorang yang bukan ilmuwan mampu menelurkan ide yang lebih brilian dari Einsten sekalipun)

Yang jadi masalah esensialnya adalah kekurangmampuan kita dapat menulis semua hal penting yang telah kita temukan, baik secara sengaja maupun tidak. Ya, memang menulis adalah tali untuk mengikat ilmu yang telah kita lumpuhkan (baca:kuasai). Sehingga, begitu banyak ilmuwan yang dilupakan oleh peradaban karena ketidakmampuannya dalam menulis ide-ide yang mereka punyai. Malahan, kadang banyak orang biasa-biasa yang mampu menuliskan idenya menjadi dikenal sebagai ilmuwan besar. Bukan meremehkan kemampuan orang tersebut, namun untuk memunculkan fakta yang sebenarnya dan sebagai “pukulan hangat” bagi semua orang yang mempunyai pengetahuan, untuk menulis.

Menulis memang suatu kegiatan yang sebenarnya sangat mudah. Walaupun banyak orang yang mengatakan menulis adalah suatu kegiatan orang intelek saja. Atau menulis adalah suatu efek dari banyaknya membaca. Sebenarnya memang benar, menulis adalah budaya intelek yang memang sudah tidak diragukan lagi minatnya dalam membaca. Namun, agar kita yang biasa-biasa ini mampu meningkatkan minat dalam menulis. Dapat juga dilakukan pembalikan mind-set tadi. Sehingga kita dapat menulis tanpa harus dibebani untuk menjadi orang intelek terlubih dahulu. Atau kalau bisa budaya menulis kita, juga dibarengi dengan proses menuju intelektualitas.

Logikanya mudah. Dengan pembiasaan menulis yang ringan-ringan (masalah yang dibahas tidak terlalu kompleks), maka dengan sendirinya akan muncul minat untuk membaca,sebagai modal untuk bahan tulisan yang lebih lanjut.

Dengan menulis yang ringan-ringan dulu. Kita akan terbiasa menulis dan akan memahami substansi dari menulis itu sendiri. Selain itu, juga akan ditemukan kenikmatan tersendiri dalam menulis. Secara umum, dengan pembiasaan tadi akan menjadi katalis meraih kemampuan menulis yang lebih baik. Bukan kah practice makes perfect?

Namun yang lebih penting agar tumbuh budaya menulis. Pertama, berpikirlah kalau menulis menjadikan konsep yang ada di kepala kita lebih matang. Karena dengan menulisnya kita akan dengan mudah mengoreksi konsep tersebut, konsep yang selama ini abstrak di kepala. Selain itu, kita akan bisa lebih memahami konsep tersebut dengan komprehensif.

Selain itu, menulis juga dapat menjadikan otak kita bekerja secara sistematis. Yang akhirnya kita dapat mengetahui pola pikir kita, sekaligus memahami mana masalah yang sederhana dan mana yang masalah perlu pemikian khusus. Bahkan dengan menulis bisa menjadikan kita kecanduan dan akhirnya cinta mati dengan membaca. mengapa? Ibarat mobil adalah proses menulis, maka membaca adalah bahan bakarnya lalu style mobil adalah gaya kepenulisan kita. Lalu kecepatandan ketepatannya adalah rasionalitas kita. Pokoknya menulis sangat banyak manfaatnya.

Lalu apakah kalau ingin menulis harus punya banyak bahan bacaan? Tentu saja tidak. Ada orang bijak mengatakan, “ orang pintar bukanlah orang yang mempunyai banyak buku lalu membacanya. Orang pintar adalah orang yang mempunyai kemampuan membaca kehidupan” sehingga, walaupun bacaan kita sehari-hari bisa dikatakan pas-pasan. Namun jika kita menulisnya, akan secara otomatis kita akan melakukan re-intrepretasi dan melakukan pengembangan terhadap konsep yang sudah kita punyai. Dengan menulis pula, kita akan mudah menghubungkannya dengan realitas yang ada. Terakhir, kita akan mudah melakukan implementasi.

Selamat menulis... menulis itu mudah.

Senin, 26 Januari 2009

Kronologi Pemerintahan Indonesia

Sistem pemerintahan di Indonesia merupakan suatu sistem yang cukup menarik untuk dijadikan objek pembahasan yang komprehensif, tidak hanya karena dinamisitasnya tapi juga perkembangan historisnya yang juga kontroversial. Sehingga apabila ada pembahasan mengenai perbandingan antara sistem pemerintahan sebelum dan sesudah amandemen, tentu akan kurang “ khusyuk’ jika pembahasannya tidak sesuai kronologis historial.
Sistem pemerintahan di Indonesia terus mengalami perubahan dan perkembangan sejak awal dimerdekakannya negara Indonesia ini. Namun Indonesia sebagai rechstaat atau negara hukum tetap dipertahankan dan rakyat baik, itu hanya “formalitas” atau tidak tetap menjadi pemegang kedaulatannya.
Berikut ini periode-periode pada perjalanan sistem pemerintahan negara Indonesia berdasar konstitusi yang digunakan :
Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1945
Undang-undang Dasar 45 merupakan konstitusi pertama bagi negara negara republik Indonesia. Walaupun dalam segi stabilitas keamaan belum baik, karena masih ada pengaruh NICA dan sekutunya untuk merebut NKRI kembali. Tapi, pemerintahan bisa dijalankan walau “jatuh-bangun” oleh masalah-masalah yang ada, belum lagi inflasi dan blokade ekonomi oleh pihak Belanda saat itu.
Berdasar pasal II Aturan Peralihan, kekuasaan presiden sangat luar biasa, yaitu meliputi:
a) Kekuasaan presiden sendiri, yaitu kekuasaan eksekutif
b) Menjalankan kekuasaan MPR
c) Menjalankan kekuasaan DPR
d) Menjalankan kekuasaan DPA
Dari semua wewenang yang dapat diambil oleh presiden terlihat kalau hal itu seakan-akan menunjukan kekuasaan presiden sebagai penguasa tertinggi tunggal. Cara-cara pemerintahan diktator pun sering menjadi panorama umum. Akibatnya, meski menurut UUD 1945 bangsa Indonesia menganut sistem presidensial. Dalam kenyataannya, kita menganut sistem yang terpusat secara mutlak dan bersifat revolusioner atau revolutionary and absolutely centralized govermental system)
Namun, pada tanggal 14 November 1945 terjadi perubahan dengan keluarnya maklumat presiden. Isi maklumat tersebut adalah bahwa tanggung jawab pemerintah ada di tangan para menteri. Pengalihan tangung jawab pemerintahan ini menunjukan adanya penggantian sistem pemerintahan, sebab dengan itu presiden tidak lagi berfungsi sebagai kepala pemerintahan, melainkan hanya sebagai kepala negara. Jabatan kepala pemerintahan dijabat oleh perdana menteri, yang bersama para menteri-menteri mempertanggungjawabkan pelaksanaan semerintahan kepada parlemen. Peristiwa ini semakin meyakinkan banyak orang kalau presiden saat itu memang bertindak laksana diktator berwajah manis. Namun dalam satu sisi, hal ini merupakan bentuk penghormatan dan transparansi presiden kepada pihak lain yang juga loyal terhadap nasib pemerintahan Indonesia saat itu. Memang sangat sulit menentukan pihak mana yang benar-benar salah karena tidak benar.
Sejak adanya maklumat wakil presiden No X, yang berisi : Sebelum MPR dan DPR terbentuk, KNIP diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN. Mulai saat itu kekuasaan presiden sudah terbatas.
Lebih sederhananya, dalam UUD 45 tersebut ditegaskan beberapa ketentuan sebagai berikut:
a. Bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan sbb:
1. Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik.
2. Pasal 1 ayat (2) menyebutkan bahwa kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950
Pasal 1 konstitusi RIS menyebutkan :
a) RIS yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk serikat
b) Kekuatan berkedaulatan RIS dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan DPR dan senat.
Secara umum. Pada periode ini berlaku konstitusi RIS sehinga bentuk negara Indonesia adalah serikat dan mempunyai sistem pemerintahan republik parlementer . hal ini tak lepas dari pengaruh budaya politik bangsa Belanda yang juga menganut sistem parlementer. Pelaksana kedaulatan rakyat adalah DPR dan senat. Pemerintah dilaksanakan oleh para menteri yang dipimpin oleh perdana menteri dan bertanggung jawab pada parlemen.
Pada masa ini terdapat lembaga negara sebagai berikut:
1. Dewan Menteri
2. DPR
3. Presiden
4. DPK
5. MA, lembaga pengadilan federal tertinggi
6. Senat, lembaga perwakilan negara-bagian di negara RIS
Dalam melaksanakan tugasnya, presiden dibantu oleh para dewan menteri . para dewan menteri terdiri atas menteri-menteri yang diwajibkan memimpin salah satu departemen. Akan tetapi, menteri-menteri yang tidak memangku suatu departemen pun dapat diangkat. Tanggung jawab pemerintahan sepenuhnya berada di tangan perdana menteri dan para menteri kabinet.
Dalam menjalankan kewajuban ini, presiden tidak dapat diganggu gugat, presiden tidak dapat salah dan disalahkan. Penanggung jawab seluruh kebijakan pemerintah adalah para menteri, baik bersama-sama untuk seluruhnya atau masing-masing untuk bagiannyasendiri. Jadi, kabinet bertanggung jawab kepada parlemen. Konsekuensinya, kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen jika kebijakanny a tidak disetujui parlemen.
Periode 17 Agustus 1945 sampai 5 Juli 1959
Pada periode ini menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia ( UUDS RI 1950). Pasal 1 UUDS RI 1945 menyatakan sebagai berikut:
1. RI yang merdeka dan berdaulat, ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan
2. Kedaulatan RI adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh pemerintah bersama-sama DPR
Dalam piagam persetujuan RIS-RI tanggal 19 Mei 1950, disebutkan negara RI kembali menjadi negara kesatuan dengan sistem pemerintahan parlementer. Sehingga para menterinya sebagai penyelenggara pemerintahan bertanggung jawab kepada DPR.
Berbeda dengan konstituso RIS, UUDS 1950 hanya mengenal 5 lembaga negara, yaitu:
1. Menteri-menteri
2. Presiden
3. Dewan Perwakilan Rakyat
4. Mahkamah Agung
5. Dewan Pengawas Keuangan
Menurut UUDS, presiden berfungsi sebagai kepala negara. Meski presiden merupakan bagian dari pemerintahan, tanggung jawab pemerintahan berada di tangan perdana menteri bersama para menterinya. Karena yang dianut adalah sistem parlementer, presiden dan wakil presiden tidak boleh diganggu-gugat. Penanggung jawab tindakan pemerintah adalah menteri-menteri, secara bersama-sama untuk seluruhnya atau masing-masing untuk bagiannya sendiri.sebagai imbangannya, pemerintah dapat meminta presiden untuk membubarkan DPR.
Pada masa ini, kondisi perpolitikan kurang begitu stabil. Kabinet kerap kali jatuh, karena sering mendapat mosi tidak percaya dari DPR. Sehingga terjadi masa “transisi” abadi, walaupun secara umum mempunyai goal yang kurang lebih sama.
Yang jadi masalah besar pada periode ini adalah kegagalan konstituante dalam menetapkan hukum dasar negara, sehingga untuk menyelamatkan negara dan bangsa akibat gagalnya konstituante tersebut, presiden mengeluarkan dekrit presiden pada tanggal 5 Juli 1959.
Periode 5 Juli 1959 sampai 11 Maret 1966
Periode ini dimulai sejak keluarnya dekrit 5 Juli 1959 yang penuh kontroversi, namun di dukung mayoritas rakyat, ABRI dan parpol tertentu karena mengembalikan Indonesia kepada UUD para founding father, yaitu UUD 45. Pada periode ini sistem pemerintahan RI diselenggarakan atas asas demokrasi terpimpin dan sistem presidensial.
Pada aktualisasinya, bukannya semakin menuju ke UUD 45, presiden malah semakin menampakkan kediktatorannya melalui penyimpangan-penyimpangan yang sangat kontradiktif dengan kaidah UUD 45. Begitu pula dengan dasar negara kita,pancasila. Pancasila kita dihianati bahkan dimodifikasi sedimikian rupa tafsirannya untuk mendapatkan, mempertahankan dan memperbesar kekuasaan pemimpin.
Penyimpangan tersebut antara lain tampak dalam hal-hal berikut:
1. Pimpinan-pimpinan MPR, DPR , BPK dan MA diberi kedudukan sebagai menteri , sehingga ditempatkan sebagai bawahan presiden. Oleh karena itu, dalam mekanisme kerja MPR dan DPR ditentukan bahwa jika MPR atau DPR tidak berhasil mengambil keputusan, maka persoalan tersebut diserahkan kepada presiden untuk memutuskannya. Padahal menurut UUD 45, MPR adalah lembaga yang membawahi dan berkedudukan lebih tinggi dari presiden
2. Presiden juga memperluas kekuasaannya melalu UU No 19 tahun 1964 yang antara lain menentukan bahwa demi kepentingan revolusi, presiden berhak untuk mencampuri proses peradilan. Padahal UUD 45 menyatakan bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan yang merdeka, yang terlepas dari pengaruh pemerintah.
Tampak bahwa prinsip pemisahan kekuasaan negara dan sistem check and balanc yang menjadi pilar utama sistem pemerintahan presidensial telah terabaikan saat itu. Bahkan presiden memperbesar kekuasaannya dengan membentuk lembaga ekstra-konstitusional ataupun dengan mengatur sendiri hal-hal yang semestinya diatur bersama dengan DPR.
Periode 11 Maret sampai 21 Mei 1998
Periode ini berawal dari peristiwa yang sangat membingungkan sekaligus memalukan. Yakni adanya pengondisian stabilitas keamanan dan politik untuk meraih dan mempertahankan kekuasaan. Sehingga, walaupun secara teoritis periode ini menganut sistem parlementer dan “berniat” reaktualisasi pancasila dan UUD 45 secara murni.
Dalam kenyataannya, hanya melahirkan pemimpin abadi yang sangat jenius mempertahankan kekuasaannya dan mampu meningkatkan kondisi perekonomian baik makro maupun mikro menjadi relatif lebih baik. Yakni, terpilih dan terpilihnya kembali Soeharto sebagai presiden RI. Oleh karena itu, presiden Soeharto dapat memerintah Indonesia selama hampir 32 tahun.
Hal itu tentu tidak terlepas dari terjadinya pemusatan kekuasaan negara di tangan presiden. Dari berbagai sudut pandang dan objek benchmarking, tampak bahwa pelaksanaan sistem pemerintahan presidensial di masa ORBA memiliki kemiripan dengan pelaksanaan sistem pemerintahan di masa Demokrasi terpimpin atau Orde Lama. Yakni: Pembatasan hak-hak politik rakyat, pemusatan kekuasaan di tangan presiden, pembentukan lembaga ekstra-konstitusional. Memang undang-undang yang membolehkan campur-tangan presiden di bidang peradilan sudah dihapus, namun itu tidak berarti presiden Soeharto tidak dapat mencampuri pelaksanaan kekuasaan kehakiman saat itu.
Walau perekonomian kualitasnya dapat ditingkatkan, tapi karena gagalnya character-building menyebabkan virus-virus KKN menyebar laksana benang sari di musim panas.
Periode 21 Mei 1998 sampai Sekarang ( Sesudah Amandemen)
Periode ini diawali dengan pernyataan pengumuman pengunduran diri presiden Soeharto dan selanjutnya BJ Habibie menjabat sebagai presiden. Secara umum, sistem pemerintahan yang digunakan adalah presidensial. Pada periode ini terlihat perkembangan yang cukup signifikan ke arah lebih baik dalam berbagai bidang. Hukum semakin dipertegas dan jelas, sehingga kemungkinan multitafsir dapat dicegah dan oknum yang ingin memanifulasi hukum dapat dideteksi.
Pada periode ini, pemilu dapat dijalankan dengan baik sebagai realisasi demokrasi di Indonesia. Pemimpin-pemimpinnya pun sangat sedikit yang menampilkan jiwa diktator dan hedonis.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini perbandingan sistem pemerintahan negara republik Indonesia sebelum dan sesudah dilaksanakannya amandemen Undang-Undang Dasar 1945:
Masa Orde Baru
(Sebelum Amandemen UUD 1945)
Periode 11 Maret 1966 sampai 21 Mei 1998
Masa Reformasi
(Setelah Amandemen UUD 1945)
Periode 21 Mei 1998 sampai sekarang
1. Indonesia adalah negara hukum
Indonesia adalah negara hukum ( pasal 1 ayat 3)
2. Sistem konstitusional pemerintahan berdasar atas sistem konstitusi atau basic law
Sistem konstitusional pemerintahan berdasar atas sistem konstitusi atau basic law ( pasal 2 ayat 1, pasal 3 ayat 3, pasal 4 ayat 1)
3. Kekuasaan negara tertinggi di tangan MPR
Kekuasaan negara tertinggi di tangan MPR ( pasal 1 ayat 2, pasal 5 ayat 1)
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi menurut UUD 1945
Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi menurut UUD 1945 ( pasal 3 ayat 2, pasal 4 ayat 1 dan 2)
5. Presiden tidak bertangung jawab kepada DPR
Presiden tidak bertangung jawab kepada DPR ( pasal 4-16 tentang presiden)
6. Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab pada DPR
Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab pada DPR (pasal 17)
7. Kekuasaan kepala negara terbatas
Kekuasaan kepala negara terbatas ( pasal 3 ayat 3, pasal 7A, pasal 20A ayat 2 dan 3)
Struktur kekuasaan negara sebelum amandemen UUD 1945 :

















Struktur kekuasaan negara setelah amandemen UUD 1945 :

Sistem pemerintahan di Indonesia merupakan suatu sistem yang cukup menarik untuk dijadikan objek pembahasan yang komprehensif, tidak hanya karena dinamisitasnya tapi juga perkembangan historisnya yang juga kontroversial. Sehingga apabila ada pembahasan mengenai perbandingan antara sistem pemerintahan sebelum dan sesudah amandemen, tentu akan kurang “ khusyuk’ jika pembahasannya tidak sesuai kronologis historial.
Sistem pemerintahan di Indonesia terus mengalami perubahan dan perkembangan sejak awal dimerdekakannya negara Indonesia ini. Namun Indonesia sebagai rechstaat atau negara hukum tetap dipertahankan dan rakyat baik, itu hanya “formalitas” atau tidak tetap menjadi pemegang kedaulatannya.
Berikut ini periode-periode pada perjalanan sistem pemerintahan negara Indonesia berdasar konstitusi yang digunakan :
Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1945
Undang-undang Dasar 45 merupakan konstitusi pertama bagi negara negara republik Indonesia. Walaupun dalam segi stabilitas keamaan belum baik, karena masih ada pengaruh NICA dan sekutunya untuk merebut NKRI kembali. Tapi, pemerintahan bisa dijalankan walau “jatuh-bangun” oleh masalah-masalah yang ada, belum lagi inflasi dan blokade ekonomi oleh pihak Belanda saat itu.
Berdasar pasal II Aturan Peralihan, kekuasaan presiden sangat luar biasa, yaitu meliputi:
a) Kekuasaan presiden sendiri, yaitu kekuasaan eksekutif
b) Menjalankan kekuasaan MPR
c) Menjalankan kekuasaan DPR
d) Menjalankan kekuasaan DPA
Dari semua wewenang yang dapat diambil oleh presiden terlihat kalau hal itu seakan-akan menunjukan kekuasaan presiden sebagai penguasa tertinggi tunggal. Cara-cara pemerintahan diktator pun sering menjadi panorama umum. Akibatnya, meski menurut UUD 1945 bangsa Indonesia menganut sistem presidensial. Dalam kenyataannya, kita menganut sistem yang terpusat secara mutlak dan bersifat revolusioner atau revolutionary and absolutely centralized govermental system)
Namun, pada tanggal 14 November 1945 terjadi perubahan dengan keluarnya maklumat presiden. Isi maklumat tersebut adalah bahwa tanggung jawab pemerintah ada di tangan para menteri. Pengalihan tangung jawab pemerintahan ini menunjukan adanya penggantian sistem pemerintahan, sebab dengan itu presiden tidak lagi berfungsi sebagai kepala pemerintahan, melainkan hanya sebagai kepala negara. Jabatan kepala pemerintahan dijabat oleh perdana menteri, yang bersama para menteri-menteri mempertanggungjawabkan pelaksanaan semerintahan kepada parlemen. Peristiwa ini semakin meyakinkan banyak orang kalau presiden saat itu memang bertindak laksana diktator berwajah manis. Namun dalam satu sisi, hal ini merupakan bentuk penghormatan dan transparansi presiden kepada pihak lain yang juga loyal terhadap nasib pemerintahan Indonesia saat itu. Memang sangat sulit menentukan pihak mana yang benar-benar salah karena tidak benar.
Sejak adanya maklumat wakil presiden No X, yang berisi : Sebelum MPR dan DPR terbentuk, KNIP diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN. Mulai saat itu kekuasaan presiden sudah terbatas.
Lebih sederhananya, dalam UUD 45 tersebut ditegaskan beberapa ketentuan sebagai berikut:
a. Bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan sbb:
1. Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik.
2. Pasal 1 ayat (2) menyebutkan bahwa kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950
Pasal 1 konstitusi RIS menyebutkan :
a) RIS yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk serikat
b) Kekuatan berkedaulatan RIS dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan DPR dan senat.
Secara umum. Pada periode ini berlaku konstitusi RIS sehinga bentuk negara Indonesia adalah serikat dan mempunyai sistem pemerintahan republik parlementer . hal ini tak lepas dari pengaruh budaya politik bangsa Belanda yang juga menganut sistem parlementer. Pelaksana kedaulatan rakyat adalah DPR dan senat. Pemerintah dilaksanakan oleh para menteri yang dipimpin oleh perdana menteri dan bertanggung jawab pada parlemen.
Pada masa ini terdapat lembaga negara sebagai berikut:
1. Dewan Menteri
2. DPR
3. Presiden
4. DPK
5. MA, lembaga pengadilan federal tertinggi
6. Senat, lembaga perwakilan negara-bagian di negara RIS
Dalam melaksanakan tugasnya, presiden dibantu oleh para dewan menteri . para dewan menteri terdiri atas menteri-menteri yang diwajibkan memimpin salah satu departemen. Akan tetapi, menteri-menteri yang tidak memangku suatu departemen pun dapat diangkat. Tanggung jawab pemerintahan sepenuhnya berada di tangan perdana menteri dan para menteri kabinet.
Dalam menjalankan kewajuban ini, presiden tidak dapat diganggu gugat, presiden tidak dapat salah dan disalahkan. Penanggung jawab seluruh kebijakan pemerintah adalah para menteri, baik bersama-sama untuk seluruhnya atau masing-masing untuk bagiannyasendiri. Jadi, kabinet bertanggung jawab kepada parlemen. Konsekuensinya, kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen jika kebijakanny a tidak disetujui parlemen.
Periode 17 Agustus 1945 sampai 5 Juli 1959
Pada periode ini menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia ( UUDS RI 1950). Pasal 1 UUDS RI 1945 menyatakan sebagai berikut:
1. RI yang merdeka dan berdaulat, ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan
2. Kedaulatan RI adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh pemerintah bersama-sama DPR
Dalam piagam persetujuan RIS-RI tanggal 19 Mei 1950, disebutkan negara RI kembali menjadi negara kesatuan dengan sistem pemerintahan parlementer. Sehingga para menterinya sebagai penyelenggara pemerintahan bertanggung jawab kepada DPR.
Berbeda dengan konstituso RIS, UUDS 1950 hanya mengenal 5 lembaga negara, yaitu:
1. Menteri-menteri
2. Presiden
3. Dewan Perwakilan Rakyat
4. Mahkamah Agung
5. Dewan Pengawas Keuangan
Menurut UUDS, presiden berfungsi sebagai kepala negara. Meski presiden merupakan bagian dari pemerintahan, tanggung jawab pemerintahan berada di tangan perdana menteri bersama para menterinya. Karena yang dianut adalah sistem parlementer, presiden dan wakil presiden tidak boleh diganggu-gugat. Penanggung jawab tindakan pemerintah adalah menteri-menteri, secara bersama-sama untuk seluruhnya atau masing-masing untuk bagiannya sendiri.sebagai imbangannya, pemerintah dapat meminta presiden untuk membubarkan DPR.
Pada masa ini, kondisi perpolitikan kurang begitu stabil. Kabinet kerap kali jatuh, karena sering mendapat mosi tidak percaya dari DPR. Sehingga terjadi masa “transisi” abadi, walaupun secara umum mempunyai goal yang kurang lebih sama.
Yang jadi masalah besar pada periode ini adalah kegagalan konstituante dalam menetapkan hukum dasar negara, sehingga untuk menyelamatkan negara dan bangsa akibat gagalnya konstituante tersebut, presiden mengeluarkan dekrit presiden pada tanggal 5 Juli 1959.
Periode 5 Juli 1959 sampai 11 Maret 1966
Periode ini dimulai sejak keluarnya dekrit 5 Juli 1959 yang penuh kontroversi, namun di dukung mayoritas rakyat, ABRI dan parpol tertentu karena mengembalikan Indonesia kepada UUD para founding father, yaitu UUD 45. Pada periode ini sistem pemerintahan RI diselenggarakan atas asas demokrasi terpimpin dan sistem presidensial.
Pada aktualisasinya, bukannya semakin menuju ke UUD 45, presiden malah semakin menampakkan kediktatorannya melalui penyimpangan-penyimpangan yang sangat kontradiktif dengan kaidah UUD 45. Begitu pula dengan dasar negara kita,pancasila. Pancasila kita dihianati bahkan dimodifikasi sedimikian rupa tafsirannya untuk mendapatkan, mempertahankan dan memperbesar kekuasaan pemimpin.
Penyimpangan tersebut antara lain tampak dalam hal-hal berikut:
1. Pimpinan-pimpinan MPR, DPR , BPK dan MA diberi kedudukan sebagai menteri , sehingga ditempatkan sebagai bawahan presiden. Oleh karena itu, dalam mekanisme kerja MPR dan DPR ditentukan bahwa jika MPR atau DPR tidak berhasil mengambil keputusan, maka persoalan tersebut diserahkan kepada presiden untuk memutuskannya. Padahal menurut UUD 45, MPR adalah lembaga yang membawahi dan berkedudukan lebih tinggi dari presiden
2. Presiden juga memperluas kekuasaannya melalu UU No 19 tahun 1964 yang antara lain menentukan bahwa demi kepentingan revolusi, presiden berhak untuk mencampuri proses peradilan. Padahal UUD 45 menyatakan bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan yang merdeka, yang terlepas dari pengaruh pemerintah.
Tampak bahwa prinsip pemisahan kekuasaan negara dan sistem check and balanc yang menjadi pilar utama sistem pemerintahan presidensial telah terabaikan saat itu. Bahkan presiden memperbesar kekuasaannya dengan membentuk lembaga ekstra-konstitusional ataupun dengan mengatur sendiri hal-hal yang semestinya diatur bersama dengan DPR.
Periode 11 Maret sampai 21 Mei 1998
Periode ini berawal dari peristiwa yang sangat membingungkan sekaligus memalukan. Yakni adanya pengondisian stabilitas keamanan dan politik untuk meraih dan mempertahankan kekuasaan. Sehingga, walaupun secara teoritis periode ini menganut sistem parlementer dan “berniat” reaktualisasi pancasila dan UUD 45 secara murni.
Dalam kenyataannya, hanya melahirkan pemimpin abadi yang sangat jenius mempertahankan kekuasaannya dan mampu meningkatkan kondisi perekonomian baik makro maupun mikro menjadi relatif lebih baik. Yakni, terpilih dan terpilihnya kembali Soeharto sebagai presiden RI. Oleh karena itu, presiden Soeharto dapat memerintah Indonesia selama hampir 32 tahun.
Hal itu tentu tidak terlepas dari terjadinya pemusatan kekuasaan negara di tangan presiden. Dari berbagai sudut pandang dan objek benchmarking, tampak bahwa pelaksanaan sistem pemerintahan presidensial di masa ORBA memiliki kemiripan dengan pelaksanaan sistem pemerintahan di masa Demokrasi terpimpin atau Orde Lama. Yakni: Pembatasan hak-hak politik rakyat, pemusatan kekuasaan di tangan presiden, pembentukan lembaga ekstra-konstitusional. Memang undang-undang yang membolehkan campur-tangan presiden di bidang peradilan sudah dihapus, namun itu tidak berarti presiden Soeharto tidak dapat mencampuri pelaksanaan kekuasaan kehakiman saat itu.
Walau perekonomian kualitasnya dapat ditingkatkan, tapi karena gagalnya character-building menyebabkan virus-virus KKN menyebar laksana benang sari di musim panas.
Periode 21 Mei 1998 sampai Sekarang ( Sesudah Amandemen)
Periode ini diawali dengan pernyataan pengumuman pengunduran diri presiden Soeharto dan selanjutnya BJ Habibie menjabat sebagai presiden. Secara umum, sistem pemerintahan yang digunakan adalah presidensial. Pada periode ini terlihat perkembangan yang cukup signifikan ke arah lebih baik dalam berbagai bidang. Hukum semakin dipertegas dan jelas, sehingga kemungkinan multitafsir dapat dicegah dan oknum yang ingin memanifulasi hukum dapat dideteksi.
Pada periode ini, pemilu dapat dijalankan dengan baik sebagai realisasi demokrasi di Indonesia. Pemimpin-pemimpinnya pun sangat sedikit yang menampilkan jiwa diktator dan hedonis.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini perbandingan sistem pemerintahan negara republik Indonesia sebelum dan sesudah dilaksanakannya amandemen Undang-Undang Dasar 1945:
Masa Orde Baru
(Sebelum Amandemen UUD 1945)
Periode 11 Maret 1966 sampai 21 Mei 1998
Masa Reformasi
(Setelah Amandemen UUD 1945)
Periode 21 Mei 1998 sampai sekarang
1. Indonesia adalah negara hukum
Indonesia adalah negara hukum ( pasal 1 ayat 3)
2. Sistem konstitusional pemerintahan berdasar atas sistem konstitusi atau basic law
Sistem konstitusional pemerintahan berdasar atas sistem konstitusi atau basic law ( pasal 2 ayat 1, pasal 3 ayat 3, pasal 4 ayat 1)
3. Kekuasaan negara tertinggi di tangan MPR
Kekuasaan negara tertinggi di tangan MPR ( pasal 1 ayat 2, pasal 5 ayat 1)
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi menurut UUD 1945
Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi menurut UUD 1945 ( pasal 3 ayat 2, pasal 4 ayat 1 dan 2)
5. Presiden tidak bertangung jawab kepada DPR
Presiden tidak bertangung jawab kepada DPR ( pasal 4-16 tentang presiden)
6. Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab pada DPR
Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab pada DPR (pasal 17)
7. Kekuasaan kepala negara terbatas
Kekuasaan kepala negara terbatas ( pasal 3 ayat 3, pasal 7A, pasal 20A ayat 2 dan 3)
Struktur kekuasaan negara sebelum amandemen UUD 1945 :

















Struktur kekuasaan negara setelah amandemen UUD 1945 :

TANNAS dan Konflik Palestina-Israel



Masa transisi antara tahun 2008 dan 2009 ternyata tak seindah yang dibayangkan banyak pakar. Tidak ada malam perdamaian dan tak ada malam kekhusyukan. Malah diperparah dengan tumpahnya darah di jalur Gaza dan tepi barat. Memang hal tersebut hanya mempunyai pengaruh minor bagi bangsa Indonesia sendiri, yang notabenenya masih sibuk dengan masalah dalam selimut. 
Sebagai negara yang dengan bangga mengusung politik bebas-aktif. Dalam perpektif penulis bebas artinya tidak memihak yang salah dan “masih bingung” untuk memihak yang benar, yang biasa dikatakan netral atau memang tidak tahu sama sekali. Aktif artinya dengan sengaja melakukan tindakan untuk menciptakan perdamaian dunia. Namun apabila dikritisi lagi, ternyata kata aktif itu sendiri sekarang menyimpan. Sekarang malah sudah ternodai dengan paradigma kapitalistik, sehingga tafsiran aktif-nya menjadi “dengan sengaja menciptakan perdamaian dunia jika ada untungnya”
Penulis tak mau lebih dalam membahas hal itu. Kembali ke masalah utama di sini, yakni tentang ketahanan nasional yang hubungannya dengan negara luar. Di atas sudah sedikit disinggung masalah Israel-Palestina yang kembali memanas pada akhir tahun 2008 tadi. Masalahnya memang cukup kompleks, perang tersebut bisa dipandang sebagai pertentangan politik, militer bahkan menyangkut masalah ghazwul fikr aqidah sentris.
Mengkritisi negara “Indonesia yang merupakan titik utama pembahasan hubungan ketahanan nasional terhadap hubungannya dengan out-state kali ini”. Ternyata kadang ada hal yang kontradiktif antara realitas dan idealitas. Selanjutnya, agar pembahasan hubungan ketahanan nasional terhadap hubungan dengan negara lain lebih sistematis. Yang kali ini dititik beratkan hubungannya dengan konflik Palestina-Israel. Sengaja pembahasannya lebih kaku.
Konsistensi Terhadap Asas-asas Ketahanan Nasional Indonesia
Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Asas ini cukup fundamental keberadaannya dalam eksistensi Indonesia terhadap dunia internasional. Dalam asas ini, terdapat makna yang kontekstual yang artinya bisa disesuaikan dengan sikon Indonesia itu sendiri maupun negara luarnya. Melalui asas ini, Indonesia diarahkan untuk menciptakan dan mempertahankan kesejahteraan dan keamanan yang dicapai dengan turut “ambil pusing” terhadap masalah luar negeri.
Dalam hubungannya dengan konfliks Palestina-Israel. Asas ini mengajarkan bahwa Indonesia tetap harus sadar akan masalah yang timbul di TimTeng tanpa menyesampingkan masalahnya sendiri, sehingga dituntut adanya skill manajemen masalah. Lebih lanjut, ternyata ketahanan nasional Indonesia dapat dipertahankan dengan turut bersolidaritas terhadap masalah tersebut. Karena notabene warga Indonesia religuitas islamisnya sangat kental, sehingga apabila Indonesia tidak menunjukan rasa solidaritasnya hanya akan menimbulkan konfliks internal saja. Hal tersebut bukannya tanpa dasar, karena kita tentu sering melihat sekaligus mendengar di mass media tentang banyaknya aksi demo yang mengecam decision making dari Israel yang tidak manusiawi. Aksi demo tersebut didominasi oleh organisasi maupun lembaga yang background-nya islamis.
Dalam asas ini, kita semakin diajarkan tentang sebuah konsep kausalitas bahwa “ jika Indonesia bersolidaritas terhadap konfliks di TimTeng maka kesejahteraan dan keamanan dapat dicapai karena adanya ketenangan batin dari masyarakat Indonesia”.
Asas Komprehensif Integral
Asas kali ini cukup erat relasinya dengan satu pasal sebelumnya. Karena kesejahteraan dan keamanan hanya akan tercipta dengan adanya planning, organizing, acting dan controlling yang komprehensif. Mengapa harus empat step yang terkesan rumit? Memang begitulah, agar nantinya didapati suatu bangunan “ketahanan nasional” yang indah serta mempunyai fondasi sangat kuat. 
Pertama planning, dalam konteksnya dengan masalah Palestina-Israel. Planning atau perencanaan berperan dalam 5W 1H, apa yang harus dilakukan sebagai bentuk solidaritas? Apa efeknya terhadap ketahan nasional?Mengapa? Bagaimana caranya? Siapa yang melaksanakan? Dan kapan dilaksanakan? Sehingga dengan decision making (pembuatan keputusan) yang tepat nantinya akan dapat menciptakan dan mempertahankan ketahan nasional Indonesia.
Kedua organizing. Planning saja tidak cukup, sebelum dikerjakan ada pengorganisasian planning tersebut. Ini sebenarnya sangat mirip dengan planning, namun sudah ada langkah konktrit yang ditempuh. Sehingga untuk aktingnya dapat berjalan dengan efektif. Organizing lebi bersifat spesialisasi pangaktualisasi tujuan, sehingga masing-masing koponen mempunyai tugas khusus yang variatif namun mempunyai tugas utama yang sama.
Ketiga acting. Step ini lah yang paling urgen karena kalau tidak ada acting untuk apa capek-capek planning dan organizing. Dalam acting-nya pun tidak harus kaku dengan cara yang telah dirumuskan dalam planning, karena walaubagaimana pun ketahanan nasional lah yang ingin ditingkatkan kualitasnya bukan untuk merealisasikan “prosesnya”.
Terakhir controlling, dengan pengontolan ini akan didapat efektivitas antara planning dan acting. Serta dapat diukur apakah ketahanan nasional yang diidam akan sudah ada indikasinya. Lewat controlling ini akan dapat diketahui apakah reaksi mayoritas warga Indonesia terhadap rasa solidaritas bangsa Indonesia terhadap problem yang ada di TimTeng. Lebih lanjut tentu harus ada skill untuk memanipulasi redaksi agar ketahanan nasional tetap dipertahankan dan kebenaran tetap dibela, namun jangan sampai memancing negara lain yang tabiatnya nagatif mengintervensi ketahanan nasional.
Asas Mawas Ke Dalam dan Mawas Ke Luar
Laksana kesehatan seorang manusia ketahanan nasional itu, jika makanan kurang bergizi akan menyebabkan bakteri dan virus dengan mudah membuat imunitas menurun. Selain itu, pola hidup sehat harus selalu diaktualisasikan sehingga kesehatan bisa dijaga. Intinya ada faktor intern dan ekstern yang sangat mempengaruhi ketahanan nasional kalau dianalogikan dengan kesehatan manusia.
Hubungannya dengan konflik Israel-Palestina. Mawas ke dalam bermakna bahwa bagaimana ketahanan nasional secara intern dapat dipertahankan dan ditingatkan kualitasnya dengan mengeluarkan the genius decision. Artinya, dengan adanya keputusan yang tepat seperti menyatakan Indonesia mengutuk kekejaman dan kebiadaban yang di lakukan Yahudi la’natullah ‘alaihim dan menunjukan solidaritasnya. Sehingga ada respon positif dari rakyat secara umum yang secara tidak langsung mencerminkan adanya harmonisasi antara pemerintah dan masyarakat yang tak lain merupakan salah satu indikator berseminya ketahanan nasional.
Mawas keluar sebenarnya kompleksitasnya melebihi mawas ke dalam. Namun bahasa sederhananya mawas ke luar lebih mengarah kepada harus adanya politik luar negeri yang cerdas dalam menanggapi konflik Israel-Palestina. Ketahanan nasional sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi,sosial dan politik, serta edukasi. Sehingga selanjutnya Indonesia sudah seyogianya proporsional antara dukungan dan “kutukan”. Karena apabila terlalu mengutuk bangsa Israel tanpa alasan yang valid, akan menyebabkan “tersinggungnya” negara pendukung Israel tersebut, seperti AS, Inggris dan sebagainya. Dampak buruknya mungkin akan menjurus kepada labilitas yang terjadi pada ekonomi Indonesia. Begitu pula sebaliknya, yang penting semuanya proporsional dan objektif.
Asas Kekeluargaan
Sudah menjadi culture bangsa Indonesia mengenai kekeluargaan ini. Namun kalau diamati realitasnya, malah terjadi kekeluargaan yang “keterlaluan”. Contohnya seperti korupsi, kolusi dan nepotisme. Sebenarnya sifat kekeluargaan ini sangat efektif menjadi kalatisator ketahanan nasional yang berkualitas. Dalam arti sifat kekeluargaan tersebut menjadi bahan bakar menuju ketahanan nasinal.
Berhubungan dengan kebijakan luar negeri Indonesia. Sifat kekeluargaan ini sangat penting terhadap respon negara lain terhadap Indonesia. Dengan mencerminkan sikap yang berkeluarga dengan negara lain, secara otomatis negara lain tidak akan merasa dimusuhi. Sehingga akan ada respon pisitif kepada negara Indonesia, yang mana hal tersebut akan menjadi salah satu pemacu stabilitas keadaan bangsa Indonesia. Yang ujung-ujungnya mengarah kepada terwujudnya ketahanan nasional yang berkualitas.
Dari empat asas yang ada di atas. Sebenarnya menitik beratkan kepada keterampilan bangsa Indonesia bersikap dan mengeluarkan redaksi statement, supaya tidak “menyinggung negara lain” dan tidak “menodai” hak rakyatnya dalam hal decision making. Karena ketahanan nasional sangat dipengaruhi oleh dua variabel tadi. Jadi harus ada sinergisitas antara keduanya agar terciptamya kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan. Wallahu’alam



My short Story: "True, Whether Always True?"


On the night of Ramadhan, when the sun did smile to the earth and sang a beauty song for all creature. Trees prostrated to the almighty Allah. But in the nice situation like that, stars still felt sad behind clouds. Wind walked without eye and map, it made me must used sweater.
In Sabillal Muttaqin mosque. I and friends stayed in the mosque because of the almighty Allah or usually called ‘itikaf for three days. We started from Sunday, the last week of Ramadhan. We were about fourten persons.There, I can extended my knowledge about islam and I could ask many question to Mr. Nashrullah Atha. Because he followed it with us too. He was a teacher in one of islamic school. Besides he had high knowledge about Fiqih and ushul fiqih, his knowledge about biology and chemistry were high enough too. So, he could tell about fiqih and ushul fiqih with scientific approach.
The last night, when all of my friends were sleeping. I went out from the mosque to its terrace. Although cold, I sat there and did sum myself. I felt sad and doubt about my activity before. I always made sins with my eyes, ears, hands, mouth etc.
I closed my eyes. Tried to cried, but I couldn’t do it. I didn’t know, whether my sins are too much. Maybe my heart was too black for it. I was so sad till I didn’t feel anything when many mosquitos bite myself.
Suddenly, one of my friend, Roni. Walked to approach me when I was still sitting and closing my eyes.
“ Zayed,, why were you sad? Were you ok?”
“ I was fine Ron,,,. No problem here...” I said.
“ Zayed, you must be honest to me. We were still in Ramadhan”
“ Ok..., I was feeling so sad. My sins were too much. Could I go into the heaven?”
“ Friend, didn’t say like that.. we had to be optimist. We must believe we could into the heaven. You knowed, we were human, the best creature” Roni said with his spirit.
“ So, you said that go into the heaven was easy. Didn’t you?”
“ I though like that..., because Islam was easy”
“ Ok..., thanks for your advices. But, now I wanted to be alone. Friend, may Allah bleassed you and your family! And please leaved me alone”
Roni got into the mosque. I believed he could understand me. Now, my sadness increased. My question change for easy or hard into the heaven.
I was still sitting on the terrace of the mosque. I opened my eyes and looked at the sky to though about it. I only saw the sun without its friends, the stars. I saw the sun, were my sins as big as the sun there? And was my heart as black as the sky now? .Than, I closed my eyes again and said “ Astaghfirullah...”
The time showed 00.00 am. My sleepy was gone. I could’t sleep, I was so fear if tomorrow I died. Now, night more black than before. Coldness began go into mybody. It told to me that morning will there was here and night will was died soon.
Suddenly, another myfriend came to me. His name was Rajian. He was older than me, but he was enjoyable.
“ Peace be upon you” Rajian said
“ Peace be upon you too”
“ Why didn’t you sleep now?”
“ I had a big problem. Could you help me?”
“ Of course I will helped you because you were mybrother in Islam. What was your problem?”
“ Let me told you,did you think it was easy or hard to went into the heaven?”
Rajian was so doubt. Then he closed his eyes and harrowed his head. I believed he could give me an answer.
“ Zayed, I had though about it. The conclusion, into the heaven was hard. The reason, our condition couldn’t help me for say prayer to Allah, and too many negative activities in our environment.”
“ What?” I said
“ Yes,got into the heaven was very hard. Therefore, we had to said prayer to Allah hardly.
“ So.. it was hard. Were you sure?”
“ Yeah..., so if you wanted into the heaven. You must managed your heart well. If there was small conceited, it could make us into the hell. Remember, The fuel of hell were stones and humans.”
“ You were right...”
“ Once again. We must managed our eyes, brain, ears and mouths well too. If we did not, they could make much mistakes, mistake could make sins and sins were key of the hell”
“ Ya.. moreever, now too many human couldn’t managed thier performance to agree with islam”
“ Now I was so sleepy. I wanted to sleep” Rajian says
“ sure...” I said
Now I was alone. After I got many advices from Rajian. My doubt increased more than before. I got two different answers. But they couldn’t clean my doubt in heart. I tried to make conclusion, that “ in the theory into the heaven was easy, but in reality was hard”.
Although I got conclusion, I still couldn’t sleep. I didn’t know, whether my conclision was true or still false.