antum and antunna, ane yakin pasti sudah paham plus ngangguk-ngangguk kan siapa aja yang semestinya menjadi tampat singgahnya cinta itu. Ya memang sih itu adalah statement aksiomatik (kebenaran pasti) yang merupakan suatu prinsip yang ideal. Tapi faktanya di lapangan ? coba kita tanya pada rumput yang bergoyang (emang rumput bisa ngomong.hehe). faktanya sungguh menyayat hati. Banyak cinta yang ternoda dan terwarnai oleh nafsu yang bersusun rapi, hingga cinta suci itu tak punya tujuan hakiki dan akhirnya mati terlelap di lautan dosa.
Cinta-cinta yang ternodai nafsu tadi teraktualisasi oleh aktivitas yang seakan-akan resmi dalam system birokrasi pemikiran masyarakat modern (dianggap wajar gitu), yang teraktualisasi dengan pacaran. Memang sih sangat aneh ketika kita yang seorang muslim ini melihat perkembangan frekuensi pacaran teman-teman kita saat ini. Jangan kan siswa SMP, siswa SD kelas satu aja sudah ada yang “polipacaran” (selingkuh saat pacaran gitu). Gue ga asal ngomong, gue dapat informasi itu saat melakukan penyuluhan kesehatan usia dini (biasa anak kedokteran pengen ngomong.hehehe) di salah satu sekolah dasar di kecamatan Bincau, kabupaten Banjar.maaf, SD dan nama tokoh dirahasiakan.hehe
Nah, ga usah capek-capek deh gue mengungkap fakta tentang pacaran yang memang sangat merusak mental dan akhlak para pemuda islam. Kalau gue analogikan, pacaran itu efeknya lebih parah dari pada morfin. Karena banyak pecandunya yang ga hanya mabuk, tapi banyak pula yang sampai putus saraf kesadarannya Cuma gara-gara pacaran. Bahkan banyak yang bunuh diri Cuma karena pacar.tragis memang, tapi itu lah faktanya. Ketika gue lihat-lihat hasil penelitian kedokteran, ternyata pacaran termasuk sumber utama yang menyebabkan stress berat. Cari sendiri jurnalnya ya.
Nih ada sedikit ramuan kata-kata yang insyaALLAH mampu menjadi pembakar semangat agar tumbuh kekebalan terhadap virus-virus pacaran, intinya bisa menjadi penguat imunitas terhadap pacaran. Sengaja pula gue rangkai faktanya yang rasional dulu, biar loe ngerti dan biar loe paham. Dalilnya sengaja gak gue tulis karena gue tahu kalau loe semua sudah hafal “ DAN JANGANLAH KAMU MENDEKATI ZINA;(ZINA) ITU SUNGGUH SUATU PERBUATAN KEJI DAN SUATU JALAN YANG BURUK !!! (Q.S al’isra,32)”, tapi terlalu banyak yang menganggap remeh dalil tersebut. So gue kasih aja logikanya biar nyangkut.
. Okey. Loe pasti pernah disuntikkan??? Sakit ??? ya iya lah. Tapi efeknya itu lho, kan sangat bermanfaat bagi si sakit. Nah gue rasa tips gue ini ya kayak mekanisme injeksi itu. Pasti sakit di awalnya karena memang kebenaran itu bertolak belakang dengan nafsu, tapi loe bakal dapat manfaat jangka panjang. Mau ??? yang mau angkat tangan ya !!! mantap, semua sudah pada angkat tangan.
1. Untukmu yang benar-benar pengen pacaran. Laa tahzan, walau rasa cintamu aku yakin sudah mau menumpahkan segala isi hati pada si dia. Tenang dan berpikirlah dengan matang karena sekali pacaran kau akan kehilangan jati dirimu. Gini filosofisnya, ibarat piring; ketika masih jomblo yang jomblonya itu karena menjalankan perintah dari ALLAH ‘azza wa jalla, kamu ibarat piring putih yang bersih dan bening.Kau bisa menjadi cerminan bagi orang lain untnk mengoreksi diri. Berbeda ketika kau menuruti nafsumu dan berpacaran , piring itu akan pecah. Lama-kelamaan akhirnya kau sadar bahwa pacaran itu hanya buang waktu, merusak keimanan, menurunkan prestasi dan menguras kantong tentunya (hehehe pengalaman bangetz. Enggak sebenarnya. Ini pengalaman teman gue yang gue rampok.). Lalu kau putus dengan pacarmu, ibaratnya kau menyusun lagi pecahan-pecahan piring dari jati dirimu. Sebaik apapun kau menyusunnya. Camkanlah, piring itu tidak akan sama dengan piring sebelumnya karena goresan itu pasti ada. Dan wajah orang akan terlihat hancur ketika berkaca denganmu. Bagi pring-piring yang belum pecah, pertahankan sampai kau menemukan cinta yang halal. Bagi yang sudah pecah, jangan berputus asa dari rahmat ALLAH. Segera perbaiki diri !!! putuskan saja pacarmu.
2. Bagimu yang selangkah lagi menjadi pacar orang. Tanyakan pada dirimu. Setelah pacaran nanti kau pasti memulai hubungan cinta yang kau rasa adalah hubungan cinta yang suci dan penuh keikhlasan. Hubungan itu terus berlanjut. Malam kau lewati dengan membayangkan indah wajah si dia. Pagi kau nikmati bersama beningnya cinta si dia. Siang pun kau lalui dengan segarnya senyuman si dia. Kau berpikir begitu indah kisah pacaranmu. Akhirnya hubungan kalian mencapai titik pucaknya dan cinta itu sudah dalam titik tertingginya. Nikah lah sepasang orang yang berpacaran tadi. Masalahnya adalah, ketika pacaran menjadi awal hubungan dan nikah menjadi puncak dari hubungan tadi. Maka hubungan cinta mereka setelah nikah apa yang akan terjadi ? apakah ada puncak kedua setelah puncak pertama??? Tidak saudaraku. Setelah puncak, yang ada hanya keadaan menurun. Itu sunatullah bro. kalau gak percaya loe naik aja ke gedung dan berdirilah di puncaknya. Apa ada lagi bagian yang lebih tinggi dari puncak gedung tadi. Nah gitu, jangan pacaran agar hubungan cintamu dimulai setelah menikah. Nikmati lah setiap kenaikan hubungan cintamu dengan halal. Pokoknya rugi berat bagi yang pacaran.*gedubraks… ada yang pingsan gara-gara baru sadar.hehehe
3. Untukmu yang udah nggak nahan untuk nembak si dia.. pikir matang-matang lagi deh. Mumpung belum terjadi. Ketika kau berpacaran dengan si dia, tidak ada yang bisa memberi jaminan dia bisa menjadi pasangan hidupmu. Bisa saja kan kau memutuskannya ??? mungkin karena ada orang lain yang memikat cintamu atau kau diputusin si dia, heheh kasian banget sih loe. Itu adalah kemungkinan yang pasti ada dalam kisah orang berpacaran. Ketika kau memutusi pacarmu itu, pastinya si dia bakalan sakit hati dan marah besar. Terus untuk mengobati sakit hatinya itu sekaligus untuk melampiaskan kemarahannya si dia bakalan nyari pasangan baru untuk membuatmu sakit hati juga. Terus aku yakin kau ga bakalan tinggal diam. Tentu aja logikanya loe bakalan nyari pasangan baru pula untuk melampiaskan cintamu yang sudah buta. Sistematikanya tentu hal itu selalu terjadi menjadi sebuah proses yang kuntinyu (simultan). Ketika kau sudah menikah, aku yakin kau akan melakukan benchmark (perbandingan) antara istrimu dan mantan-mantanmu. Sehingga ketika kau berpendapat istrimu “sudah” tidak cocok denganmu, kau akan sangat mudah mencari orang yang kau rasa cocok denganmu karena kau sudah punya pengalaman berhubungan dengan mantan-mantanmu. Pokoknya pacaran itu menyebabkan seseorang mudah membandingkan pasangannya dengan pasangan sebelumnya. Setelah nikah dan ketika ketidakcocokan datang, bukannya meminimalisirnya, kau yang pernah pacaran aku yakin bakalan berpikir untuk cerai dan kembali dengan mantanmu yang kau rasa lebih cocok. Hiiiiiyyy.
Jujur, coretan-coretan gak jelas ini gue yakin bakal mengguncang dunia. Walau sebenarnya belum selesai…. Coz gue banyak kegiatan.
Rencananya gue ingin tahu pendapat kalian tentang coretan ini…. Bantu aku mematahkan pacaranisme yang sudah menginfeksi otak-otak para pejuang islam. Apa lagi ya argumen rasional untuk mematahkan teori romantisme pacaran ???
Dari amuntai ke banjarbaru gue banyak ngedenger nasyid. Dan statement ini yang paling ane ingat : BANGKITLAH SEGERA WAHAI PEMUDA, JANGAN TERLALAIKAN OLEH BUAI DUNIA. DI SANA ADA NEGERI ISLAM TERLUKA. SADARKAH JIWAMU UNTUK MEMBELA???
Dicoret-coret dalam lelahnya perjuangan untuk membuktikan umat islam adalah umat produktif dan prestatif. GUE TUNGGU TULISANMU !!!
KETIKA PARA SYUHADA BERJUANG DENGAN TAJAMNYA PEDANG
PARA ULAMA DENGAN GORESAN PENA
KINI KITA DENGAN LENTURNYA KEYBOARD DAN LANTANGNYA TERIAKAN….
Sumber; http//:zayedisme.blogspot.com
Jumat, 29 Januari 2010
Ahamiyatud Da'wah; Revolusi Otakmu !!!
Sebuah roket percobaan yang Cuma sekedar bacaan santai untuk merefresh cerebrum para pejuang islam. Bukan untuk menasehati kalian semua tentang fondasi substansial da’wah itu, tapi ini Cuma sekedar otokritik bagi diriku sendiri karena aku sadar ilmu ku hanya sebesar inti atom yang sudah pecah menjadi sejuta bagian. Pahami ini sebelum teriakanmu menggetarkan musuh, ingatlah ini sebelum selebaran-selebaran gelapmu memecah kekakuan perjuangan dan sebelum politisasi strategi kau susun untuk menegakkan syariat.
Untuk mengetahui pentingnya Fiqh Da'wah bagi para aktifis, maka kita harus memahami dulu apa itu fiqh da'wah, mustahil kita bisa memahami seberapa besar pentingnya sesuatu, sebelum kita mengenali apa sesuatu itu. Selain itu, da'wah bukan hanya tugas mereka yng bersorban, kita-kita yang masih anak kencur bin dangkal ilmunya ini pun mesti berda'wah sesuai kemampuan kita. Yah minimal tempel-tempel selebaran atau dengan note ini. Semoga setiap untaian huruf ini dibaluti keikhlasan dan kerendahan hati. Selamat menyelam di lautan ide.
Ta'rif Fiqh Da'wah
Fiqh Da'wah ( ) terdiri dari dua kata fiqh dan da'wah.
1. Fiqh Faqaha - Yafqahu - Faqhan artinya al fahmu, memahami, mengerti, pengertian ini lebih tinggi dari alima, yang berarti mengetahui.
2. Da'wah Da'a - Yad'u - Da'watan artinya menyeru, mendorong, memanggil, memohon dst.
Ada bebarapa mafahim terhadap kata Da'wah ini :
1. Mafahim Lughatan (bahasa).
a. Da'a , Da'a ahmadun ilaa aminah, artinya memanggil, mengajak.
b. Ad Du'a, Ad Du'a ila syai'in, artinya menyeru , mendorong.
Pengertian ini mencakup yang haq maupun yang bathil:
• Q.S. Yusuf : 33
" Wahai Tuhanku penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka.."
• Q.S. Al Mu'min : 41
"Hai kaumku, bagaimana kamu ini, aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeru aku ke neraka…"
2. Mafahim Istilah
Da'wah, artinya sebuah aktifitas yang berusaha untuk mengajak atau menyeru manusia dengan perkataan dan perbuatan kepada Islam, untuk menerapkan manhajnya, meyakini aqidahnya dan melaksanakan syariatnya.
3. Mafahim Harokiyah
Da'wah, Sebuah upaya yang tertata rapi, dengan manhaj yang rabbani, langkah-langkah yang terprogram, kaedah-kaedah jelas dan bisa menuntun dan target-target yang terukur serta menyiapkan sarana-sarana untuk merealisasikannya. Kaedah-kaedah ini harus jelas sehingga dapat difahami oleh para cendikia maupun orang awam untuk diaplikasikan sesuai tingkatannya.
Dari beberapa ta'rif tersebut dapat disimpulkan bahwa terapan fiqh da'wah secara global tersimpul dalam Q.S. An Nahl : 125 dan Q.S. Fushilat 33-35.
Imam Ibnul Qayyim Al Jauziy mengatakan, "Allah Swt telah menjadikan Maratibud Da'wah (prioritas/tahapan da'wah) sesuai dengan Maratibul Khalqi (tingkatan Mad'uw). Seseorang yang mau menerima Al Qur'an dan tidak maenentang kebenarannya, kita da'wahi dengan Hikmah. Dan bagi orang yang menerima da'wah namun masih sering lalai maka kita da'wahi dengan Mau'idzah Hasanah yakni, perintah dan larangan yang disertai targhib wa tarhib. Adapun orang yang tidak percaya dan cenderung menentang, mereka kita ajak berdebat dengan cara yang baik. Sehingga Manhaj Da'wah itu meliputi fikrah dan terget serta sarana untuk merealisasi target dan ushlub da'wah.
Oleh karena itu seorang da'i harus memahami ke arah mana kita akan mengajak manusia dan bagaimana cara mengajaknya, apa sarana yang diperlukan, hingga jalan da'wah itu terasa mudah bagi orang yang melaluinya, tidak kabur rutenya dan tidak pula menyesatkan atau menggelincirkannya.
Dari sini kita baru bisa menyimpulkan bahwa memahami Fiqh Da'wah merupakan sebuah keniscayaan bagi para aktivis da'wah.
Ada bebarapa alasan mengapa Fiqh Da'wah itu sangat penting:
1. Karena Da'wah adalah amanah dan kewajiban yang berat.
Nasib akhir perjalanan manusia seluruhnya baik dunia maupun akhirat tergantung kepada Rasul dan para pengikutnya (da'i ), serta berdasarkan sejauh mana mereka melakukan tabligh kepada manusia, sehingga manusia akan memperoleh kebahagiaan atau kesengsaraan didunia dan akhirat.
Sehingga para Rasul merasakan betapa besar tugas yang dibebankan kepada mereka, sampai-sampai Rasulullah Saw menangis ketika membaca Q.S bahwa Rasul akan menjadi saksi atas seluruh manusia.
Allah berfirman: "Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.. (Al Muzamil: 5).
Karena da'wah itu perkataan yang berat maka ia memerlukan pengkondisian dan persiapan serta bekal yang cukup agar perjalanannya senantiasa diridhai Allah.
( Q.S. Al Muzammil : 2-4 ) (Bekal Da'wah dan Da'i nya Bahasan tersendiri).
Da'wah adalah permasalahan yang besar dan agung, karena ia menentukan nasib masusia. Permasalahannya, apakah ia sudah di tunaikan sehingga risalah Islam itu sampai kepada manusia yang kemudian akan menerangi hatinya?, membuatnya bahagia di dunia dan akhirat?, sehingga apabila manusia mengabaikan risalah itu tidak ada lagi hujjah dihadapan Rabb-nya bahwa Islam tidak sampai kepadanya?.
Ini adalah amanah besar yang dibebankan kepada Rasul dan pengikutnya. Para rasul telah menunaikannya, menyampaikan risalahnya kepada segenap manusia, tidak hanya dengan lesannya tapi juga dengan qudwah yang tergambar dalam perbuatan dan jihadnya. Bahkan untuk mengatasi berbagai hambatan dan rintangan, Rasul SAW diberikan kekuatan. "Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan ketaatan itu benar-benar hanya milik Allah… " (Al Baqarah : 193).
Kemudian kewajiban ini dibebankan kepada generasi ke generasi secara estafeta. Tidak ada yang terlepas dari kewajiban ini yakni Iqamatu hujatillahi dan menyelamatkan manusia dari adzab akhirat dan kehinaan di dunia.
Sayyid Qutb mengatakan, " Barang siapa menganggap ringan kewajiban da'wah ini, padahal ia sanggup mematahkan punggung dan membuat orang gemetar, maka ia tidak akan mampu melaksanakan secara kontinue kecuali atas pertolongan-Nya, dan tak kan bisa tsabat kecuali dengan keikhlasan pada-Nya. Karena orang yang berada di jalan ini siangnya shaum dan malamnya qiyam, ucapannya penuh dzikir, hidup matinya untuk Allah Rabbul 'alamin".
2. Da'wah adalah kewajiban syar'i
a. Q.S. An Nahl : 125
b. Q.S. Ali Imran : 104
"Dan hendaklah ada diantara kamu sekelompok orang yang…. "
Jum'ah Amin Abdul Aziz dalam Ad Da'wah Qawaid wa Usshul mengatakan "Ayat ini menunjukkan bahwa da'wah adalah fardhu kifayah, dan bila sudah ada sekelompok orang yang melaksanakan maka ia menjadi fardhu a'in bagi kelompok tersebut, sebagai mana kewajiban itu gugur bagi yang lain. Namun apabila para da'i masih sedikit dan kemungkaran merajalela seperti sekarang ini, maka da'wah menjadi fardu 'ain sesuai dengan kemampuannya".
c. Q.S. Al Baqarah : 159-160
"Sesngguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah kami turunkan berupa keterangan yg jelas dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilakanti Allah dan semua makhluk yang bisa melaknat. Kecuali mereka bertaubat dan mengadakan perbaikan serta menerangkan kebenaran, maka terhadap mereka itu Aku akan menerima taubatnya, dan Akulah yang Maha penerima taubat lagi Maha Penyayang".
d. "Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnyaamat buruk apa yang mereka kerjakan itu". (Q.S. Al Maidah : 63)
Ibnu Jarir Ath Thabari meriwayatkan dari Ibnu Abas bahwa ia berkata: " Tidak ada dalam Al Qur'an suatu ayat yang paling keras dalam mengolok-olok kecuali ayat ini".
e. Q.S. Al Ashr : 1-3
f. Q.S. Ali Imran : 110 (Tentang karakteristik ummat terbaik)
g. Dalam HR Muslim Rasul Saw bersabda, yang intinya:
*
*
Dari berbagai hujah ini semuanya menunjukkan betapa da'wah ini merupakan kewajiban setiap muslim (tabligh). Dan untuk menunaikan suatu kewajiban, diperlukan ilmu, pemahaman aterhadap kaedah-kaedah, manhaj, uslub dan qudwah dalam aplikasinya.
3. Da'wah adalah Nikmat yang besar.
Islam (hidayah) adalah nikmat yang paling besar, karena ia merupakan sarana untuk mencapai kebahagiaan hakiki yaitu syurga. (lihat Tarbawi Edisi 11 tahun II hal 6-11).
Hanya dengan da'wah, Islam bisa disebarkan kepada seluruh manusia sehingga nikamt itu akan bisa dirasakan juga oleh segenap makhluk Allah.
4. Da'wah bisa menghindarkan adzab masal
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Thurmudzi rasul Saw bersabda yang ma'nanya: "Demi yang diriku dalam kekuasaannya, hendaknya kalian itu berbuat dan mengajak kepada yang ma'ruf dan mencegah yang munkar, kalau tidak maka Allah akan mengirim suatu bencana, kemudian kalian memohon untuk dilepaskan dari bencana itu, tapi Allah tidak mengabulkannya" (HR. Thurmudzi)
Adi bin Hatim Meriwayatkan dari Yahya bin Ya'mar, ia berkata,"Ketika Ali bin Abi Thalib berkutbah beliau berkata, "Wahai manusia, sesungguhnya ummat sebelum kalian hancur disebabkan mereka berbuat maksiat, dan mereka tidak dilarang oleh orang-orang alim (pendeta) mereka, maka ketika mereka terus asyik dengan maksiatnya mereka ditimpa oleh siksa. Maka dari itu perintahkan mereka untuk berbuat ma'ruf dan cegahlah mereka berbuat munkar sebelum turun kepada kalian adzab sebagaimana yang pernah turun kepada mereka".
5. Da'wah adalah Kebutuhan Sosial
Mengapa da'wah merupakan kebutuhan soaisl:
a. Manusia memerlukan orang yang menjelaskan perintah dan larangan Allah, sehingga mereka tidak akan disiksa sebelum peringatan itu sampai kepada mereka.
• Q.S. Yasin : 6
"Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, sehingga mereka lalai".
• Q.S. Al Isra' : 15
"Dan 3Kami tidak akan mengadzab sebelum Kami mengutus seorang Rasul…"
Sehingga merupakan suatu keharusan untuk menda'wahi manusia agar orang yang binasa itu binasa dengan keterangan yang nyata, dan agar orang yang hidup, hidupnya dengan keterangan yang nyata juga," (Q.S. Al Anfal : 42).
b. Karena kehidupan kita diwarnai dengan kerusakan dan maksiat, bahkan para ahli kemaksiatan itu menda'wahkannya kepada segenap manusia.
"Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir seperti mereka telah menjadi kafir, lalu kamu sama dengan mereka… " (Q.S. An Nisa' : 89)
"Orang-orang munafiq laki-laki dan perempuan, sebagian mereka sama dengan sebagian yang lain, menyuruh kepada yang munkar dan mecegah dari yang ma'ruf…" (Q.S. At Taubah : 67).
c. Dengan da'wah kehidupan masyarakat akan menjadi harmonis.
Dengan disebarkannya nilai-nilei Islam (kebenaran), masyarakat akan menjadi tahu mana yang akan merusak dan mana yang akan menjadi maslahat. Masyarakat akan menjadi alat kontrol yang efektif aterhadap pembesarnya, pengusanya, aghniya'-nya dan bahkan ulama-ulama'nya.
Rasul Saw bersabda:
" Apabila kalian melihat ummatku merasa takut kepada aorang yang zalim untuk mengatakan kepadanya " Hai orang yang zalim !."berarti ummat itu telah memberi persetujuan" (HR. Ahmad)
6. Da'wah adalah jalan para Nabi dan Rasul (Jalan yang mulia)
Da'wah adalah tugas utama para Nabi dan rasul dan sekaligus jalanya, apalagi Rasul Saw seluruh hidup beliu adalah untuk da'wah.
"Wahai Nabi.., sesungguhnya Rabb-mu mengutusmu untuk menjadi saksi dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk menjadi penyeru kepada agama Allah dengan Izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi" (Q.S. Al Ahzab : 45-46)
Da'wah juga merupakan tugas yang mulia karena kalimat yang diserukan adalah kalimat yang mulia.
"Dan siapakan yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepadsa Allah dan mengerjakan amal shaleh seraya berkata " Sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri". ( Q.S. Fushilat : 33).
Khatimah
Rasulullah Bersabda:
"Barang siapa yang menunjuki kearah kebaikan maka ia berhak memperoleh pahala seperti pahala yang melakukannya". (HR. Muslim)
"Demi Allah jika Allah memberi petunjuk kepada satu orang melalui kamu, maka itu lebih baik dari unta merah". (HR. Muttafaqun 'alaih)
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya serta penduduk langit dan bumi hingga semut yang ada dalam lubangnya dan ikan-ikan yang ada di laut, semuanya bershalawat atas orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia" (HR. Thurmudzi)
Wahai para da'i, meski anda telah menempuh jalan mulia, jalan para nabi dan Rasul, membawa kalimat yang agung, dan memberikan andil untuk menyelamatkan manusia dari siksa dunia dan akhirat, serta menegakkan dan meninggikan kalimatullah. Namun jangan buru-buru untuk berbangga hati dan berbahagia, karena nilai seorang hamba tidak diukur dari seberapa banyak yang ia kumpulkan, tapi sejauh mana ridha Allah, karunia dan Rahmat-nya bisa diraih.
" Katakanlah: " Dengan karunia dan rahmat Allah, hendaknya ia bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (Q.S. Yunus : 58)
Keikhlasan, sekali lagi hanya keikhlasan yang akan membawa kepada karunia rahmat dan ridho Allah, untuk itu sertakanlah dalam setiap amal kita nilai Keikhlasan.
Bahan dari dauroh murabbi…
Wallahu a'lam bishshawwab
Untuk mengetahui pentingnya Fiqh Da'wah bagi para aktifis, maka kita harus memahami dulu apa itu fiqh da'wah, mustahil kita bisa memahami seberapa besar pentingnya sesuatu, sebelum kita mengenali apa sesuatu itu. Selain itu, da'wah bukan hanya tugas mereka yng bersorban, kita-kita yang masih anak kencur bin dangkal ilmunya ini pun mesti berda'wah sesuai kemampuan kita. Yah minimal tempel-tempel selebaran atau dengan note ini. Semoga setiap untaian huruf ini dibaluti keikhlasan dan kerendahan hati. Selamat menyelam di lautan ide.
Ta'rif Fiqh Da'wah
Fiqh Da'wah ( ) terdiri dari dua kata fiqh dan da'wah.
1. Fiqh Faqaha - Yafqahu - Faqhan artinya al fahmu, memahami, mengerti, pengertian ini lebih tinggi dari alima, yang berarti mengetahui.
2. Da'wah Da'a - Yad'u - Da'watan artinya menyeru, mendorong, memanggil, memohon dst.
Ada bebarapa mafahim terhadap kata Da'wah ini :
1. Mafahim Lughatan (bahasa).
a. Da'a , Da'a ahmadun ilaa aminah, artinya memanggil, mengajak.
b. Ad Du'a, Ad Du'a ila syai'in, artinya menyeru , mendorong.
Pengertian ini mencakup yang haq maupun yang bathil:
• Q.S. Yusuf : 33
" Wahai Tuhanku penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka.."
• Q.S. Al Mu'min : 41
"Hai kaumku, bagaimana kamu ini, aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeru aku ke neraka…"
2. Mafahim Istilah
Da'wah, artinya sebuah aktifitas yang berusaha untuk mengajak atau menyeru manusia dengan perkataan dan perbuatan kepada Islam, untuk menerapkan manhajnya, meyakini aqidahnya dan melaksanakan syariatnya.
3. Mafahim Harokiyah
Da'wah, Sebuah upaya yang tertata rapi, dengan manhaj yang rabbani, langkah-langkah yang terprogram, kaedah-kaedah jelas dan bisa menuntun dan target-target yang terukur serta menyiapkan sarana-sarana untuk merealisasikannya. Kaedah-kaedah ini harus jelas sehingga dapat difahami oleh para cendikia maupun orang awam untuk diaplikasikan sesuai tingkatannya.
Dari beberapa ta'rif tersebut dapat disimpulkan bahwa terapan fiqh da'wah secara global tersimpul dalam Q.S. An Nahl : 125 dan Q.S. Fushilat 33-35.
Imam Ibnul Qayyim Al Jauziy mengatakan, "Allah Swt telah menjadikan Maratibud Da'wah (prioritas/tahapan da'wah) sesuai dengan Maratibul Khalqi (tingkatan Mad'uw). Seseorang yang mau menerima Al Qur'an dan tidak maenentang kebenarannya, kita da'wahi dengan Hikmah. Dan bagi orang yang menerima da'wah namun masih sering lalai maka kita da'wahi dengan Mau'idzah Hasanah yakni, perintah dan larangan yang disertai targhib wa tarhib. Adapun orang yang tidak percaya dan cenderung menentang, mereka kita ajak berdebat dengan cara yang baik. Sehingga Manhaj Da'wah itu meliputi fikrah dan terget serta sarana untuk merealisasi target dan ushlub da'wah.
Oleh karena itu seorang da'i harus memahami ke arah mana kita akan mengajak manusia dan bagaimana cara mengajaknya, apa sarana yang diperlukan, hingga jalan da'wah itu terasa mudah bagi orang yang melaluinya, tidak kabur rutenya dan tidak pula menyesatkan atau menggelincirkannya.
Dari sini kita baru bisa menyimpulkan bahwa memahami Fiqh Da'wah merupakan sebuah keniscayaan bagi para aktivis da'wah.
Ada bebarapa alasan mengapa Fiqh Da'wah itu sangat penting:
1. Karena Da'wah adalah amanah dan kewajiban yang berat.
Nasib akhir perjalanan manusia seluruhnya baik dunia maupun akhirat tergantung kepada Rasul dan para pengikutnya (da'i ), serta berdasarkan sejauh mana mereka melakukan tabligh kepada manusia, sehingga manusia akan memperoleh kebahagiaan atau kesengsaraan didunia dan akhirat.
Sehingga para Rasul merasakan betapa besar tugas yang dibebankan kepada mereka, sampai-sampai Rasulullah Saw menangis ketika membaca Q.S bahwa Rasul akan menjadi saksi atas seluruh manusia.
Allah berfirman: "Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.. (Al Muzamil: 5).
Karena da'wah itu perkataan yang berat maka ia memerlukan pengkondisian dan persiapan serta bekal yang cukup agar perjalanannya senantiasa diridhai Allah.
( Q.S. Al Muzammil : 2-4 ) (Bekal Da'wah dan Da'i nya Bahasan tersendiri).
Da'wah adalah permasalahan yang besar dan agung, karena ia menentukan nasib masusia. Permasalahannya, apakah ia sudah di tunaikan sehingga risalah Islam itu sampai kepada manusia yang kemudian akan menerangi hatinya?, membuatnya bahagia di dunia dan akhirat?, sehingga apabila manusia mengabaikan risalah itu tidak ada lagi hujjah dihadapan Rabb-nya bahwa Islam tidak sampai kepadanya?.
Ini adalah amanah besar yang dibebankan kepada Rasul dan pengikutnya. Para rasul telah menunaikannya, menyampaikan risalahnya kepada segenap manusia, tidak hanya dengan lesannya tapi juga dengan qudwah yang tergambar dalam perbuatan dan jihadnya. Bahkan untuk mengatasi berbagai hambatan dan rintangan, Rasul SAW diberikan kekuatan. "Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan ketaatan itu benar-benar hanya milik Allah… " (Al Baqarah : 193).
Kemudian kewajiban ini dibebankan kepada generasi ke generasi secara estafeta. Tidak ada yang terlepas dari kewajiban ini yakni Iqamatu hujatillahi dan menyelamatkan manusia dari adzab akhirat dan kehinaan di dunia.
Sayyid Qutb mengatakan, " Barang siapa menganggap ringan kewajiban da'wah ini, padahal ia sanggup mematahkan punggung dan membuat orang gemetar, maka ia tidak akan mampu melaksanakan secara kontinue kecuali atas pertolongan-Nya, dan tak kan bisa tsabat kecuali dengan keikhlasan pada-Nya. Karena orang yang berada di jalan ini siangnya shaum dan malamnya qiyam, ucapannya penuh dzikir, hidup matinya untuk Allah Rabbul 'alamin".
2. Da'wah adalah kewajiban syar'i
a. Q.S. An Nahl : 125
b. Q.S. Ali Imran : 104
"Dan hendaklah ada diantara kamu sekelompok orang yang…. "
Jum'ah Amin Abdul Aziz dalam Ad Da'wah Qawaid wa Usshul mengatakan "Ayat ini menunjukkan bahwa da'wah adalah fardhu kifayah, dan bila sudah ada sekelompok orang yang melaksanakan maka ia menjadi fardhu a'in bagi kelompok tersebut, sebagai mana kewajiban itu gugur bagi yang lain. Namun apabila para da'i masih sedikit dan kemungkaran merajalela seperti sekarang ini, maka da'wah menjadi fardu 'ain sesuai dengan kemampuannya".
c. Q.S. Al Baqarah : 159-160
"Sesngguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah kami turunkan berupa keterangan yg jelas dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilakanti Allah dan semua makhluk yang bisa melaknat. Kecuali mereka bertaubat dan mengadakan perbaikan serta menerangkan kebenaran, maka terhadap mereka itu Aku akan menerima taubatnya, dan Akulah yang Maha penerima taubat lagi Maha Penyayang".
d. "Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnyaamat buruk apa yang mereka kerjakan itu". (Q.S. Al Maidah : 63)
Ibnu Jarir Ath Thabari meriwayatkan dari Ibnu Abas bahwa ia berkata: " Tidak ada dalam Al Qur'an suatu ayat yang paling keras dalam mengolok-olok kecuali ayat ini".
e. Q.S. Al Ashr : 1-3
f. Q.S. Ali Imran : 110 (Tentang karakteristik ummat terbaik)
g. Dalam HR Muslim Rasul Saw bersabda, yang intinya:
*
*
Dari berbagai hujah ini semuanya menunjukkan betapa da'wah ini merupakan kewajiban setiap muslim (tabligh). Dan untuk menunaikan suatu kewajiban, diperlukan ilmu, pemahaman aterhadap kaedah-kaedah, manhaj, uslub dan qudwah dalam aplikasinya.
3. Da'wah adalah Nikmat yang besar.
Islam (hidayah) adalah nikmat yang paling besar, karena ia merupakan sarana untuk mencapai kebahagiaan hakiki yaitu syurga. (lihat Tarbawi Edisi 11 tahun II hal 6-11).
Hanya dengan da'wah, Islam bisa disebarkan kepada seluruh manusia sehingga nikamt itu akan bisa dirasakan juga oleh segenap makhluk Allah.
4. Da'wah bisa menghindarkan adzab masal
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Thurmudzi rasul Saw bersabda yang ma'nanya: "Demi yang diriku dalam kekuasaannya, hendaknya kalian itu berbuat dan mengajak kepada yang ma'ruf dan mencegah yang munkar, kalau tidak maka Allah akan mengirim suatu bencana, kemudian kalian memohon untuk dilepaskan dari bencana itu, tapi Allah tidak mengabulkannya" (HR. Thurmudzi)
Adi bin Hatim Meriwayatkan dari Yahya bin Ya'mar, ia berkata,"Ketika Ali bin Abi Thalib berkutbah beliau berkata, "Wahai manusia, sesungguhnya ummat sebelum kalian hancur disebabkan mereka berbuat maksiat, dan mereka tidak dilarang oleh orang-orang alim (pendeta) mereka, maka ketika mereka terus asyik dengan maksiatnya mereka ditimpa oleh siksa. Maka dari itu perintahkan mereka untuk berbuat ma'ruf dan cegahlah mereka berbuat munkar sebelum turun kepada kalian adzab sebagaimana yang pernah turun kepada mereka".
5. Da'wah adalah Kebutuhan Sosial
Mengapa da'wah merupakan kebutuhan soaisl:
a. Manusia memerlukan orang yang menjelaskan perintah dan larangan Allah, sehingga mereka tidak akan disiksa sebelum peringatan itu sampai kepada mereka.
• Q.S. Yasin : 6
"Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, sehingga mereka lalai".
• Q.S. Al Isra' : 15
"Dan 3Kami tidak akan mengadzab sebelum Kami mengutus seorang Rasul…"
Sehingga merupakan suatu keharusan untuk menda'wahi manusia agar orang yang binasa itu binasa dengan keterangan yang nyata, dan agar orang yang hidup, hidupnya dengan keterangan yang nyata juga," (Q.S. Al Anfal : 42).
b. Karena kehidupan kita diwarnai dengan kerusakan dan maksiat, bahkan para ahli kemaksiatan itu menda'wahkannya kepada segenap manusia.
"Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir seperti mereka telah menjadi kafir, lalu kamu sama dengan mereka… " (Q.S. An Nisa' : 89)
"Orang-orang munafiq laki-laki dan perempuan, sebagian mereka sama dengan sebagian yang lain, menyuruh kepada yang munkar dan mecegah dari yang ma'ruf…" (Q.S. At Taubah : 67).
c. Dengan da'wah kehidupan masyarakat akan menjadi harmonis.
Dengan disebarkannya nilai-nilei Islam (kebenaran), masyarakat akan menjadi tahu mana yang akan merusak dan mana yang akan menjadi maslahat. Masyarakat akan menjadi alat kontrol yang efektif aterhadap pembesarnya, pengusanya, aghniya'-nya dan bahkan ulama-ulama'nya.
Rasul Saw bersabda:
" Apabila kalian melihat ummatku merasa takut kepada aorang yang zalim untuk mengatakan kepadanya " Hai orang yang zalim !."berarti ummat itu telah memberi persetujuan" (HR. Ahmad)
6. Da'wah adalah jalan para Nabi dan Rasul (Jalan yang mulia)
Da'wah adalah tugas utama para Nabi dan rasul dan sekaligus jalanya, apalagi Rasul Saw seluruh hidup beliu adalah untuk da'wah.
"Wahai Nabi.., sesungguhnya Rabb-mu mengutusmu untuk menjadi saksi dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk menjadi penyeru kepada agama Allah dengan Izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi" (Q.S. Al Ahzab : 45-46)
Da'wah juga merupakan tugas yang mulia karena kalimat yang diserukan adalah kalimat yang mulia.
"Dan siapakan yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepadsa Allah dan mengerjakan amal shaleh seraya berkata " Sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri". ( Q.S. Fushilat : 33).
Khatimah
Rasulullah Bersabda:
"Barang siapa yang menunjuki kearah kebaikan maka ia berhak memperoleh pahala seperti pahala yang melakukannya". (HR. Muslim)
"Demi Allah jika Allah memberi petunjuk kepada satu orang melalui kamu, maka itu lebih baik dari unta merah". (HR. Muttafaqun 'alaih)
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya serta penduduk langit dan bumi hingga semut yang ada dalam lubangnya dan ikan-ikan yang ada di laut, semuanya bershalawat atas orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia" (HR. Thurmudzi)
Wahai para da'i, meski anda telah menempuh jalan mulia, jalan para nabi dan Rasul, membawa kalimat yang agung, dan memberikan andil untuk menyelamatkan manusia dari siksa dunia dan akhirat, serta menegakkan dan meninggikan kalimatullah. Namun jangan buru-buru untuk berbangga hati dan berbahagia, karena nilai seorang hamba tidak diukur dari seberapa banyak yang ia kumpulkan, tapi sejauh mana ridha Allah, karunia dan Rahmat-nya bisa diraih.
" Katakanlah: " Dengan karunia dan rahmat Allah, hendaknya ia bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (Q.S. Yunus : 58)
Keikhlasan, sekali lagi hanya keikhlasan yang akan membawa kepada karunia rahmat dan ridho Allah, untuk itu sertakanlah dalam setiap amal kita nilai Keikhlasan.
Bahan dari dauroh murabbi…
Wallahu a'lam bishshawwab
Selasa, 26 Januari 2010
Bantu Aku Merevolusi Diri !!!
Cantik, Bantu Kami menjaga Pandangan
Akhirnya kata-kata yang selalu ada dan telah lama terpendam di palung hati ini terucap sudah. Pedih dan sakit telah lama ane rasa, ya akhirnya ternyata mencapai titik puncaknya juga. Setiap langkah ane menuju kampus untuk menuntut ilmu. Memang diawali dengan hati yang tenang dan penuh semangat lillah. Namun, ketika sudah memasuki jalan-jalan yang membelah kota ini. Mengapa kalian para ukhty dengan bangganya menampakkan sesuatu yang sangat mengganggu mata hati ini dan mencincang dengan paksa iman yang telah mati-matian ane jaga.
Jangan lah kalian buka aurat-aurat yang semestinya hanya di lihat oleh suami-suami kalian. Kasihani lah kami saudariku, mata yang sudah penuh dosa ini jangan lah engkau tambah parah dengan penampilanmu yang selalu menjadi magnet mata-mata yang lemah iman ini. Oke, ane mungkin gak akan pernah merasa seberapa panas ketika kalian memakai jilbab yang lebar lagi tebal, ditambah kaos kaki yang menutup kaki-kaki kalian. Tapi, yakin lah panas karena itu akan sangat lebih baik dari pada panasnya jilatan neraka, apalagi neraka jahannam.
“ Katakan lah kepada laki-laki yang beriman, hendak lah mereka menahan sebagian pandangannya dan hendak lah mereka jaga kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya ALLAH Maha mengetahui apa yang mereka perbuat” (TQS. An-nur:30)
Sabda Baginda Muhammad SAW“ Dua golongan ahli neraka yang aku belum pernah melihat keduanya...(dan beliau menyebutkan): Para wanita yang memakai pakaian tetapi telanjang, mereka menyimpang dari jalan yang benar dan memperlihatkan kejelekan mereka kepada orang lain, kepala mereka seperti punuk unta yang miring mereka tidak akan memasuki surga, dan mereka tidak akan mendapatkan bau surga, sesungguhnya bau surge tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian. (HR. Muslim).Para ulama berkata: makna para wanita yang memakai pakaian tetapi telanjang adalah bahwa mereka memakai pakaian akan tetapi pakaian-pakaian itu ketat, tipis atau tidak menutup seluruh badan. Kata ummu salma al-atsariyah
Ane pun sadar kalian juga ingin terlihat modis dan cantik. Tapi yakin lah dengan jilbab dan jubah itu kalian akan terlihat cantik. Yang pasti terlihat cantik dari mata-mata yang bertaqwa. Bukan kecantikan yang dipatok standar dari mereka-mereka yang hidung belang. Maaf jika analogi terkesan terlalu kasar. Antunna pasti sudah bisa membandingkan seberapa jauh beda harga dan perlakuan barang yang dijual dengan kemasan tertutup rapi dengan barang yang terkemas seadaannya, meskipun barangnya sama. Begitu pula barang yang diletakkan di dalam toko dengan barang yang d pajang di emperan jalan.
Afwan ukhty, lihat saja barang yang ada di emperan jalan, apa lagi yang sudah terbuka. Berapa banyak tangan-tangan yang sengaja mencicipi nya , kalau untuk membeli sih itu baik. Tapi realitasnya kan orang yang mencicipi itu ingin mencari yang paling manis. Jangan sampai terlalu banyak “segel” yang dibuka, namun ditinggal kan begitu saja tanpa ada barang yang dibeli dengan serius. Belum lagi lalat-lalat kecil yang menggerogoti barang tersebut dan ditambah parah dengan debu-debu jalanan yang mengotori barang itu. Kasihan sekali barang itu, sudah di dunia melarat, eh. Di akhirat terkena laknat lagi. Jangan sampai deh hal itu terjadi Cuma gara-gara ga dapat ilmu.
Berbeda dengan barang-barang yang tertutup rapi, letaknya di dalam toko lagi. Yang pasti akan dibeli dengan harga mahal dan mampu menghasilkan kebermanfaatan yang luar biasa bagi yang membelinya. Apalagi bagi mereka yang pernah melihat barang yang sama namun dikemas seadanya dan letaknya di emperan jalan yang berdebu. Pasti akan ada rasa kebanggaan dan kesenangan yang berlebih ketika mempunyai barang yang tertutup rapi dan bersih, segelnya masih ada lagi. Karena apa? Kebanggaan dan kesenangan itu terletak pada “keterkejutan”.
Afwan ya ukhty, bukan maksud ane dengan analogi di atas perempuan bisa dijadikan barang dagangan. TIDAK, perempuan dalam islam adalah mereka yang harus dimuliakan dan dijaga. Jaga lah dirimu wahai saudariku, jangan sampai wangimu hilang. Simpan lah mutiaramu sebaik-baiknya dan kau akan menjadi wanita yang dicemburui bidadari surga. Bantu kami menjaga pandangan dengan kau menutup auratmu dan bertingkah lah sewajarnya. Agar bidadari cemburu padamu.
ALLAH Swt berfirman “ Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga) (QS; An-nur 26)
Cantik, bantu kami menjaga pandangan agar revolusi diri ini tercapai dengan efektif. Lindungi mata kami dari hal-hal yang mampu merusak idiologi yang sudah kami jaga. Lindungi mata ini karena banyak informasi nonverbal yang berdifusi masuk ke otak melalui mata-mata ini. Mungkin menyeleksi lewat mata hanya bisa kami lakukan dengan memejamkannya, tapi apa daya ketika kami ada dalam situasi yang tidak memungkinkan memejamkan mata kayak di jalan. Bisa tabrakan kami.hehe
Percantik dirimu dengan busana kesederhanaan. Perseksi hatimu dengan keikhlasan. Jaga lah aurat mu agar kami bisa merevolusi diri ini menjadi orang yang lebih baik. Ane bukan bermaksud menyalahkan kalian sebagai kambing hitam inhibitor (penghambat) revolusi ini. Tapi jujur, penampilanmu penentu keimanan kami. Sikapmu penentu langkah kami. Tingkahmu penentu keikhlasan kami. Kami ingin berubah ! bantu lah kami cantik dengan syar’i.
Cantik, Bantu Kami Meluruskan Niat
Dari Amirul mu’minin Abi Hafs Umar ibn Al-khatab ra berkata: Aku telah mendengar Rasulullah bersabda” sesungguhnya amal-amal itu bergantung pada niatnya. Dan setiap orang memperoleh sesuai dengan apa yang dia niatkan. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-NYA, maka hijrahna kepada Allah dan Rasul-NYA. Dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikejarnya atau wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia (niatkan) hijrah kepadanya [HR. Bukhari-Muslim]
Jujur ukhty, sudah terlalu banyak fakta yang berbicara bahwa tingkah laku seorang ikhwan itu dipengaruhi oleh wanita-wanita yang ada di sekitarnya. Bahkan niat yang dulunya lurus bisa bengkok bahkan bisa berputar-putar cuma gara-gara “melihat” seorang cewek sehingga menjadi ingin dilihat cewek tersebut. Aduh… pengalaman banget nich.
Hal itu memang manusiawi, tapi dampak negatifnya suangat berat. Jadi, kami yang lemah iman ini sangat berharap agar ukhty-ukhty tidak menampakkan hal-hal yang bisa membengkokkan niat kami merevolusi diri. Jaga lah tingkah lakumu agar tidak menodai niat ini. Hijab lah dirimu agar perubahan yang kami lakukan ini benar-benar lillahi ta’ala dan agar perubahan ini bukan untuk menarik perhatianmu yaa ukhty.
Sumber; http://zayedisme.blogspot.com
Akhirnya kata-kata yang selalu ada dan telah lama terpendam di palung hati ini terucap sudah. Pedih dan sakit telah lama ane rasa, ya akhirnya ternyata mencapai titik puncaknya juga. Setiap langkah ane menuju kampus untuk menuntut ilmu. Memang diawali dengan hati yang tenang dan penuh semangat lillah. Namun, ketika sudah memasuki jalan-jalan yang membelah kota ini. Mengapa kalian para ukhty dengan bangganya menampakkan sesuatu yang sangat mengganggu mata hati ini dan mencincang dengan paksa iman yang telah mati-matian ane jaga.
Jangan lah kalian buka aurat-aurat yang semestinya hanya di lihat oleh suami-suami kalian. Kasihani lah kami saudariku, mata yang sudah penuh dosa ini jangan lah engkau tambah parah dengan penampilanmu yang selalu menjadi magnet mata-mata yang lemah iman ini. Oke, ane mungkin gak akan pernah merasa seberapa panas ketika kalian memakai jilbab yang lebar lagi tebal, ditambah kaos kaki yang menutup kaki-kaki kalian. Tapi, yakin lah panas karena itu akan sangat lebih baik dari pada panasnya jilatan neraka, apalagi neraka jahannam.
“ Katakan lah kepada laki-laki yang beriman, hendak lah mereka menahan sebagian pandangannya dan hendak lah mereka jaga kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya ALLAH Maha mengetahui apa yang mereka perbuat” (TQS. An-nur:30)
Sabda Baginda Muhammad SAW“ Dua golongan ahli neraka yang aku belum pernah melihat keduanya...(dan beliau menyebutkan): Para wanita yang memakai pakaian tetapi telanjang, mereka menyimpang dari jalan yang benar dan memperlihatkan kejelekan mereka kepada orang lain, kepala mereka seperti punuk unta yang miring mereka tidak akan memasuki surga, dan mereka tidak akan mendapatkan bau surga, sesungguhnya bau surge tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian. (HR. Muslim).Para ulama berkata: makna para wanita yang memakai pakaian tetapi telanjang adalah bahwa mereka memakai pakaian akan tetapi pakaian-pakaian itu ketat, tipis atau tidak menutup seluruh badan. Kata ummu salma al-atsariyah
Ane pun sadar kalian juga ingin terlihat modis dan cantik. Tapi yakin lah dengan jilbab dan jubah itu kalian akan terlihat cantik. Yang pasti terlihat cantik dari mata-mata yang bertaqwa. Bukan kecantikan yang dipatok standar dari mereka-mereka yang hidung belang. Maaf jika analogi terkesan terlalu kasar. Antunna pasti sudah bisa membandingkan seberapa jauh beda harga dan perlakuan barang yang dijual dengan kemasan tertutup rapi dengan barang yang terkemas seadaannya, meskipun barangnya sama. Begitu pula barang yang diletakkan di dalam toko dengan barang yang d pajang di emperan jalan.
Afwan ukhty, lihat saja barang yang ada di emperan jalan, apa lagi yang sudah terbuka. Berapa banyak tangan-tangan yang sengaja mencicipi nya , kalau untuk membeli sih itu baik. Tapi realitasnya kan orang yang mencicipi itu ingin mencari yang paling manis. Jangan sampai terlalu banyak “segel” yang dibuka, namun ditinggal kan begitu saja tanpa ada barang yang dibeli dengan serius. Belum lagi lalat-lalat kecil yang menggerogoti barang tersebut dan ditambah parah dengan debu-debu jalanan yang mengotori barang itu. Kasihan sekali barang itu, sudah di dunia melarat, eh. Di akhirat terkena laknat lagi. Jangan sampai deh hal itu terjadi Cuma gara-gara ga dapat ilmu.
Berbeda dengan barang-barang yang tertutup rapi, letaknya di dalam toko lagi. Yang pasti akan dibeli dengan harga mahal dan mampu menghasilkan kebermanfaatan yang luar biasa bagi yang membelinya. Apalagi bagi mereka yang pernah melihat barang yang sama namun dikemas seadanya dan letaknya di emperan jalan yang berdebu. Pasti akan ada rasa kebanggaan dan kesenangan yang berlebih ketika mempunyai barang yang tertutup rapi dan bersih, segelnya masih ada lagi. Karena apa? Kebanggaan dan kesenangan itu terletak pada “keterkejutan”.
Afwan ya ukhty, bukan maksud ane dengan analogi di atas perempuan bisa dijadikan barang dagangan. TIDAK, perempuan dalam islam adalah mereka yang harus dimuliakan dan dijaga. Jaga lah dirimu wahai saudariku, jangan sampai wangimu hilang. Simpan lah mutiaramu sebaik-baiknya dan kau akan menjadi wanita yang dicemburui bidadari surga. Bantu kami menjaga pandangan dengan kau menutup auratmu dan bertingkah lah sewajarnya. Agar bidadari cemburu padamu.
ALLAH Swt berfirman “ Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga) (QS; An-nur 26)
Cantik, bantu kami menjaga pandangan agar revolusi diri ini tercapai dengan efektif. Lindungi mata kami dari hal-hal yang mampu merusak idiologi yang sudah kami jaga. Lindungi mata ini karena banyak informasi nonverbal yang berdifusi masuk ke otak melalui mata-mata ini. Mungkin menyeleksi lewat mata hanya bisa kami lakukan dengan memejamkannya, tapi apa daya ketika kami ada dalam situasi yang tidak memungkinkan memejamkan mata kayak di jalan. Bisa tabrakan kami.hehe
Percantik dirimu dengan busana kesederhanaan. Perseksi hatimu dengan keikhlasan. Jaga lah aurat mu agar kami bisa merevolusi diri ini menjadi orang yang lebih baik. Ane bukan bermaksud menyalahkan kalian sebagai kambing hitam inhibitor (penghambat) revolusi ini. Tapi jujur, penampilanmu penentu keimanan kami. Sikapmu penentu langkah kami. Tingkahmu penentu keikhlasan kami. Kami ingin berubah ! bantu lah kami cantik dengan syar’i.
Cantik, Bantu Kami Meluruskan Niat
Dari Amirul mu’minin Abi Hafs Umar ibn Al-khatab ra berkata: Aku telah mendengar Rasulullah bersabda” sesungguhnya amal-amal itu bergantung pada niatnya. Dan setiap orang memperoleh sesuai dengan apa yang dia niatkan. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-NYA, maka hijrahna kepada Allah dan Rasul-NYA. Dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikejarnya atau wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia (niatkan) hijrah kepadanya [HR. Bukhari-Muslim]
Jujur ukhty, sudah terlalu banyak fakta yang berbicara bahwa tingkah laku seorang ikhwan itu dipengaruhi oleh wanita-wanita yang ada di sekitarnya. Bahkan niat yang dulunya lurus bisa bengkok bahkan bisa berputar-putar cuma gara-gara “melihat” seorang cewek sehingga menjadi ingin dilihat cewek tersebut. Aduh… pengalaman banget nich.
Hal itu memang manusiawi, tapi dampak negatifnya suangat berat. Jadi, kami yang lemah iman ini sangat berharap agar ukhty-ukhty tidak menampakkan hal-hal yang bisa membengkokkan niat kami merevolusi diri. Jaga lah tingkah lakumu agar tidak menodai niat ini. Hijab lah dirimu agar perubahan yang kami lakukan ini benar-benar lillahi ta’ala dan agar perubahan ini bukan untuk menarik perhatianmu yaa ukhty.
Sumber; http://zayedisme.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)