Rabu, 02 Desember 2009

Saksikanlah ! kami seorang muslim

Bismillah

“… boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui” (Al-Baqarah;216)

Dalam hidup ini teman, berjuta tantangan pasti menghadang namun disana terselip juga bermilyar peluang untuk menjadikan tantangan tersebut sebagai media untuk membuat kita belajar tentang hakikat diri kita. Dalam dunia ini juga, banyak rencana-rencana kita yang tidak sejalan dengan realitas yang ada. Kadang kita mau A, yang dating malah B. kadang mau B, yang dating malah C. benar begitu?
Itu hanya sebagian kisah saja dari perjalanan kita yang panjang ini. Lalu, setelah kita mendapati banyaknya hal yang tidak sesuai rencana. Apa yang terjadi? Pastinya rasa kecewa dan sakit hati datang tanpa diundang menginfeksi hati kita dan melumpuhkan semangat kita walau hanya untuk menatap keindahan yang di pancarkan oleh sang mentari. Kecewa, setelah itu sakit hati, lalu ????
Ini yang membedakan nilai seorang manusia. Setelah dia gagal, setelah dia jatuh tergeletak ditikam kejamnya realita. Apa dia enggan bangun? Apa dia bangun lalu mundur teratur kebelakang dengan bijaknya? Atau bangun dan kembali berlari mewujudkan segala tujuan-tujuannya? Pilih mana? Semua terserah kalian yang membaca seambrik coretan ini. Pilihan itu hak kalian yang nantinya akan dipertanggungjawabkan kepada Sang Pemilik Kesempatn, Allah azza wajalla.
Sebagai seorang muslim, tentunya kita harus saling memberikan input satu sama lain agar nantinya tercipta keshalihan social , engga hanya sholin lianfusihim. And tulisan ini sengaja penulis buat untuk menyemangati diri sendiri karena pernah dilumpuhkan oleh rasa kecewa yang sangat-sangat, kekecewaan itu dikode oleh satu kodon rantai hliks ganda DNA, yang bernama : inhal” ( mudah-mudahan dan memang ingin itu inhal yang terakhir kalinya dalam sejarah penulis).
Lalu bagaimana sih cara ampuh untuk kembali berdiri dan berlari menuju segala tujuan??? Di sini penulis akan berusaha meracik obat semujarab mungkin ( walau farmakologi belum belajar banyak) dengan cara menganamnesis diri sendiri ( introspeksi diri) dan merampok semua pengalaman dari teman-teman yang pernah merasakan pahit-manisnya inhal karena inhal ga selamanya memahitan, di sana tersimpang berjuta hikmah yang bisa kita proses dan menjadi bahan bakar untuk menjalani hembusan-hembusan nafas dan sitol-diastol yang akan datang. insyaALLAH.
Gagal berarti pelajaran, bukan keberhasilan yang tertunda
Saya gagal karena inhal bukan berarti harus terpuruk dengan segala rasa malu dan kecewa. Disana terkandung pukulan panas yang menjadikan kita semakin terpacu untuk belajar, seakan-akan menjadikan kita harus punya slogan” Nafasku adalah belajar, tak peduli seberapa banyak bahannya dan seberapa rumit konsep yang ingin dipahami” . pasti dah hafal sejarah si Thomas A. Edison, si penemu bola lampu ( bukan dosen biokim FK lho. Hehe) dia melakukan percobaan hampir 999 kali hanya untuk membuat bola lampu yang mungkin masih bisa dikerjakan oleh anak buahnya sendiri. Karena dia yakin yang 998 percobaan lainnya bukannya dia gagal, tetapi dia sudah dapat pelajaran dan rasa yang hanya ada di sekolah kehidupan sebanyak 998 kali. Mantap bro !!! makanya belajar yang banyak, dan say no to inhal !!! hubungannya dengan judul di atas, kegagalan adalah suatu pelajaran yang tak seorang jenius pun mampu mengkonkritisasikannya ke dalam bahasa buku, karena kegagalan adalah bentuk pelajaran yang memberikan sensasi langsung ke semua reseptor yang brsangkutan. Mengapa bukan keberhasilan yang tertunda ? karena yang sudah gagal tlah berhasil mendapatkan suatu sensasi pelajaran yang tak didapatkan olek mereka-mereka yang lulus.
Luruskan kembali niat
Niat itu sangat-sangat penting. “ berapa banyak amal yang remeh menjadi besar karena niat. Dan berapa banyak amal yang besar menjadi remeh gara-gara niat ( Abdullah bin Mubarak)” di sini tidak hanya meluruskan niat untuk menuntut ilmu dengan sebaik-bainya lillah karena itu memang suatu kewajiban yang didasarkan pada dalil wajibnya menuntuk ilmu. Yang ditekankah di sini adalah urgensi dari kuntinyuitas dalam pelurusan niat. Perlu kuntinyu ato terus-menerus? Yapz. Karena dari pengalaman penulis niat belajar itu secara fisika merupakan fungsi waktu. Dia bisa berubah berdasarkan kondisi, yang perlu kita regulasi adalah agar perubahan ini selalu progresi kearah yang positif. Caranya man? Jangan asal ngomong donk. Caranya begini ikhwah fillah, selalu mengingat Allah dalam berproses menuntut ilmu. Penulis sarankan, tulislah kalimat “ Yaa Allah, hamba ini dengan sengaja dan bersungguh-sungguh menuntut ilmu karena engkau. Mudahkanlah dalam prosesnya dan berkahilah hasilnya. Dan begitu pula buat teman-teman hamba yang lain” setelah di tulis, taruh di sudut-sudut strategis koz atau kamar kamu biar sebelum pergi ke kampuz kamu mengebaca kalimat ajaib itu. Bedakan rasanya dengan hari-hari kamu sbelumnya dan yang terpenting, rasakan bedanya !!!
mengapa kita perlu mendoakan orang lain? Nah ini rahasia ampuhnnya bro and sis fillah. Selain mampu membuat tumbuh subur bunga-bunga ukhuwah di antara kita, hal tersebut juga bisa menjadi simbolisasi dari rasa kita sebagai seorang muslim. Tak hanya itu, dengan mendoakan orang lain maka para malaikat akan mengamienkannya untuk kita juga, jika dilakukan dengan ikhlas. Logikanya akan ada proses pemantulan sempurna dari doa tersebut untk kita, yang lebih penting malaikat mendoakan kita dengan doa yang serupa. Bayangin bro, makhluk Allah tanpa dosa yang mendoakan kita. Siap-siapin mental aja untuk menerima proses realisasi semua proposal doa kita.
Optimis dan buat target
sebagai mahasiswa muslim, kita harus menjadi visioner. Kita memrlukan target tahunan, bulanan, mingguan hingga harian agar jiwa-jasad kita yang dikendalikan cerembrum-cerebelum tidak menjadi kapal yang terombang-ambing di lautan kehidupan yang luaznya luar biasa, yang anginnya kencang tak tertolong dan yang hambatannya berlimpah. Al- Mutanabi mengatakan “ manusia dinilai berdasarkan perbuatan mereka. Kebesaran jiwa mereka yang menentukan karya besar mereka memang besar. Di mata orang-orang kerdil, masalah-masalah sepele menjadi besar. Bagi yang berjiwa besar, masalah-malsah besar terlihat kecil”
kata A.H Nayyar , Ph.D yang merupakan seorang president Pakistan peace coalition “ kalau kita memulai langkah dengan rasa takut, sebenarnya kita tidak pernah melangkah…”
dalam bukunya David Schultz, The Magic of Positif Thinking. Agar menjadi manusia yang seutuhnya ( ciey,,, kaya ada aja manusia yang ga utuh) dalam hidup kita perlu optimis dan sedikit kenekatan dalam membuat target. Bagi teman-teman yang sekarng terjerat rasa sedih baik itu karena inhal, kena masalah dan lain-lain. Sekarang buru-buru lah shalat sunnah dua rakaat, ambil buku diary dan tulis semua yang ingin kalian capai kedepannya agar kesedihan itu musah dan lenyap dari dalam cereberum kalian. Tak perlu ragu target yang kalian taruh itu terlalu tinggi, jangan minder dan berkata dalam hati hal tersebut mustahil kalian capai, tenang bro and sis. Allah menciptakan kita dalam sebaik-baik bentuk, so pasanglah target setinggi-tingginya. Alasannya gini, misal kita target ujian blok 100. Dengan sendirinya berdasarkan konsep ilmiah dalam buku the secret, konsep itu adalah the law of attraction maka otak kita akan sendirinya mencari jalan dan menstimulasi extremitas lainnya untuk merealisasikan kalau kita bisa memperoleh angka 100. Atau paling tidak seandainya tida sampai target, minimal 90 atau 80. Beda kalau masang target Cuma lulus, kalau turun sedikit ya jadinya inhal, dan kita menjadi seorang inhaler.
Sebenarnya bukan maksud penulis mengutamakan nilai dalam pemasangan target untuk menuntut ilmu. Penulis yakin nilai itu bukan segalanya karena ilmu lebih utama, namun ternyata realitasnya nilai itu penting sebagai indikasi sampai mana tingkat pemahaman kita akan ilmu yang perlu kita pahami. So, ilmunya dapat pasti nilai mengikuti. Jangan sampai muncul kata-kata yang penting ilmunya, tapi inhal mulu. Yang ada, ilmunya dapat dan bebas dari inhal.
Sekedar info, teman-teman semua mohon lebih kritis dalam memahami buku-buku psikomotivation dari laur negeri. Terlebih The Secret karya Rhonda Byrne karena cukup berbahaya untk aqidah kita. Dalam konsep The Law of Attraction dikatakan bahwa dengan energy yang ada dalam diri manusia khususnya otak yang mengendalikan pikiran, semua hal di dunia ini akan meresonansi mengikuti dan sesuai dengan yang apa kita pikirkan. Sehingga muncullah istilah mereka nothing imposibble. Lalu dipertegas dengan statement bahwa manusia adalah miniatur Tuhan sehingga berpikirlah dan hal tersebut “pasti” terjadi. Dalam konsep islam, Allah yang menentukan segalanya dan kita berusaha dengan semaksimal mungkin plus diiringi memohon kepadanya. Mereka berpendapat manusia adalah miniature tuhan berdasarkan hokum termodinamiku yang diteriakan oleh Joule “ energy tidak bisa diciptakan dan dimusnahkan, namun energy mampu bertransformasi”. Lalu hubungannya? Begini, manusia merupakan organisme, organisme merupakan kumpulan system organ, system organ terdiri dari organ-organ yang menjalankan system, organ merupakan kumpulan jaringan yang morfologi dan fisiologis sama, jaringan meliputi kumpulan sel yang relative semua sama, sel meliputi organel-organelnya, organel-organel terbebtuk dari senyawa-senyawa kompleks dengan ligannya, senyawa komplek dapat pecah menjadi kation dan anion komplek, dari ion-ion kompleks tadi dipecah mnjadi ion sederhana, dari ion dapat diambil unsurnya, setiap unsure memiliki jenis atom yang sama, setiap atom terdiri atas electron dan nucleon, di nucleon terdapat positron dan neutron lalu electron, positron dan neutron tadi sebenarnya dapat dipecah lagi. Namun ga kerasa coretan ini sudah panjang betul, intinya ujung-ujung pemecahan tadi ditemukan energy. So kata merek karena manusia mengandung energy maka manusia mampu melakukan apa saja dengan energinya. Itu kata mereka, mereka yang tidak mengenal islam
So, bagi kita yang kenal islam sebenarnya kita tingga mengislamisasikan the secret dengan mengedit beberapa kalimatnya menjadi “ jika Allah bersamaku, apa pun bisa ku lakukan karena tiada kekuatan selain kekuatan Allah, Allahu akbar !!!”
Sebenarnya apa yang ku tulis di sini merupakan caraku membebani diri untuk selalu memperbaiki diri setiap detiknya. Tak bermaksud sedikit pun aku menggurui kalian, karena kalian adalah guruku, karena kalian adalah sumber inspirasi dalam hidupku. Aku pun berterima kasih atas segala ilmu yang kalian berikan kepadaku, yang kalian jelaskan padaku lewat perkataan dan body-language kalian terhadap reaksi dari segala aksi yang menimpa kalian. Mari kita bersama-sama menunjukan bahwa kita adalah seorang muslim, orang yang percaya akan kebenaran ajaran islam. Mari menjadi orang yang lebih baik dari detik sebelumnya.
Ibrahim Al—Harbi, yang berguru pada imam Ahmad mengatakan “ aku telah berguru pada imam Ahmad bin Hambal selama dua puluh tahun. Saat musim dingin atau panas, siang atau malam, tak pernah aku dapati kecuali ia lebih baik dari sebelumnya ( Manaqib ibnu Hanbal, Al-Jauzy)

1 komentar:

micko mengatakan...

subhanallah. Antum bener2 menguatkan aku yang sedang dilanda rasa patah semangat. Tapi GA boleh!! HArus terus semangat!! Minta doanya ya,2 mingu lagi mau UAN 2010, semoga sukses, dan yang terpenting bisa lolos masuk UTUL UM UGM, ambil FK, Minta doanya nggih.
DAri saya, anak Jogja.