Antum and antunna sekalian pasti sudah sering mendengar kalau mau berubah kita harus mulai dari hal-hal yang kecil. Betul ga? Kan hal itu yang sering disampaikan oleh Ustadz A A Gym ( yang kini kok ga ada kabarnya lagi. Padahal kan poli#### itu bukan hal yang salah jika dialkukan secara syar’i. Sedangkan yang kumpul kebu, selingkuh,ponografi dan pornoaksi, dibiarkan begitu aja), semoga Allah selalu melimpahkan rahmatnya kepada beliau. Tentu saja itu berarti hal itu mulai dari diri kita sendiri dan mulai saat ini. Bahkan hal itu sekarang menjadi suatu kaidah aksiomatik dalam proses perubahan. Dan hal itu memang bisa dibuktikan secara rasional. Namun masalahnya kok ga semua orang terlihat perubahannya? Ayo tebak apa alasannya?
Kali ini saya sedikit mengombinasikan prinsipnya Dale Carniege dan David Schultz dengan prinsipnya AA Gym, supaya terjadi perubahan yang sangat signifikan pada diri kita. Ketika kita memikirkan hal-hal yang kecil untuk dirubah, itu memang rasional dan realistis. Tetapi sebenarnya sebelum kita berubah, kita harus paham apa yang mau kita rubah dan merubahnya mau jadi apa. Agar nantinya tidak berubah tanpa alasan yang jelas, entar malah berubah jadi kura-kura ninja (hehe, mau?). konsep dasarnya, semua perubahan memerlukan pengorbanan dan ternyata pengorbanan dan perubahan itu relative berbanding searah. Sederhananya semakin besar perubahan yang ingin dicapai, maka semakin besar pula pengorbanan yang diperlukan, itu sederhananya. Tetapi pengorbanan itu nilainya tidak absolute, tetapi tergantung kta menyikapinya. Saya tidak menganjurkan untuk mengkhayal tanpa dalil yang jelas. Tapi, pikirkan lah jalan kreatif dan inovatif untuk mencapai perubahan yang besar. Berpikr lah berubah menjadi besar, dengan langkah-langkah awal yang berat pastinya. Tetapi sikapi lah langkah-langkah yang berat itu tadi sebagai pengorbanan kecil agar kita tidak merasa dibebani dan tidak merasa agar hal tadi sebagai sesuatu yang di luar batas.
Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur'an dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al Muzzammil: 20).
Sesungguhnya Allah bersama kita. Ketika antum dan antunna memikirkan konsep di atas terlalu imajinatif, maka hal itu hanya akan menjadi konsep kosong yang menjadi residu di cerebrum. Tetapi jika antum dan antunna menganggap konsep tersebut hal yang realistis, saya yakin jalan-jalan kreatif dan tampak irrasional untuk perubahan yang besar, akan terjadi ,InsyaALLAH. Kalau ungkapan-ungkapan yang bisa kita dengar adalah “you are what you think”, maka dalam islam “ Allah azza wajalla berdasarkan prasangka hamba-NYA”. Berani berubah, berani membuka mind-set dan berani action.
Tak sekedar langkah-langkah kecil, pastikan langkah-langkah itu adalah langkah yang tercipta berdasarkan keyakinan akan suatu Tujuan dan langkah-langkah itu adalah langkah yang rapi. Ketika kanan duluan, si kiri dengan ikhlas berada di belakang untuk mendukung kemajuan di kanan, dan ketika kiri di depan makan si kanan akan setia menopang. Tak lupa pula, ketika kaki melangkah, tangan kanan dan kiri bergantian melakukan gerakan untuk menstabilisasi adanya langkah itu. Pokoknya, kita tidak bisa memaksakan terjadinya perubahan secara komprehensif dalam batas-batas waktu yang berdekatan. Pasti ada pada bagian dari diri kita berubah saat-saat tertentu, sedangkan bagian yang lainnya di lain waktu. Pikirkan konsep perubahan itu sekarang, lalu berubahlah secara sistematis dan efektif. Contoh yang paling sederhana. Ketika kita ingin merubah rumah kita yang dulunya Cuma satu lantai menjadi dua lantai. Tentu mustahil kalau kita membuat sekat-sekat dindingnya lebih dahulu atau memasang jendela-jendelanya lebih dahulu. Ya, tentu mulailah dari hal-hal yang substansial, pastikan lantainya sudah mempunyai pondasi yang proporsional, lalu design atap yang multiguna dan seterusnya ( maaf, ini kok jadi ngambil lahan jobnya orang teknik)
Pada suatu hari Rasulullah saw memperingatkan bahaya memaksakan diri sendiri untuk memperbanyak ibadah. Beliau bersabda: “Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidak ada yang memberat-beratkan diri sendiri kecuali agama itu akan mengalahkannya, karenanya, luruskan langkah dan kokohkan, berusahalah untuk selalu mendekati (target ideal), bergembiralah (jangan pesimis), dan meminta tolonglah dengan waktu pagi, waktu sore dan sedikit malam”. (HR Bukhari).
Sabtu, 26 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar