Minggu, 15 Mei 2011

Urgensi Anatomi Bagi Mahasiswa

Tak kenal maka tak sayang dan tak sayang maka tak cinta. Statement itu yang mula-mula cukup berpengaruh terhadap penulis untuk melanjutkan kembali bahasan sisi lain dari anatomi. Pentingnya anatomi akan menjadi bahan bakar untuk mendalami anatomi. Minimal menjadi pukulan hangat untuk terus belajar, meski terminologi yang harus dihafal dan pahami hampir 5.000-an.
Anatomi di dalam bidang medis maupun kedokteran, sama seperti peranan bahasa arab dalam mempelajari Al-Qur'an. Kita akan tahu makna yang disampaikan, kadang dari bahasan tersendiri. Namun, bisa juga menalarnya lewat kumpulan kalimat yang dibaca. Kadang bisa memahami alur fisiologi suatu sistem, dengan mengurutkan secara anatomis struktur mana saja yang dilalui selama proses tersebut. Tentu, tafsir Al-Qur'an akan semakin mantap dengan penguasaan terhadap bahasa arab. Begitu pula, sistem fisiologis akan begitu menarik ditambah dengan pemahaman anatomi.
Menekankan lagi. Maksud analogi di atas adalah peranan anatomi dalam memahami suatu proses kerja dalam tubuh. Baik yang bersifat fisiologis, maupun yang patologis. Metode pembelajarannya bisa dua sistem. Belajar fisiologi dulu,anatomi mengikuti. Maupun penguasaan anatomi yang pertama, lalu diikuti dengan proses fisiologisnya. Sebenarnya, anatomi ini pun nantinya juga sangat berkaitan dengan embriologi. Karena memang terjadi perkembangan yang cukup signifikan dalam proses fetus hingga menjadi manusia dewasa. Tentu, kita tahu sesuatu itu salah karena tahu yang benar seperti apa. Mendifinisikan kelainan dengan membandingkan dengan bentuk normal. Sudah nilai aksiomatik, bayi bukanlah miniatur manusia dewasa.
Terkait dengan sistem kuliah yang menggunakan KBK (kurikulim berbasis kompetensi), maka tentunya setiap mata kuliah akan memberikan warna tersendiri pada setiap blok yang ada. Ya memang tidak menggunakan sistem yang seperti dulu, fokus pada mata kuliah. Sekarang memang lebih fokus pada sistem. Sehingga anatomi menjadi referensi awal sebelum memasuki blok. Karena penguasaan anatomi bersifat mutlak, apalagi untuk mata kuliah bedah, THT, forensik, dan lain-lain.
Celakanya, dosen sudah menganggap mahasiswa sudah menguasai anatomi. Padahal sungguh jauh dari fakta. Sehingga dosen “kadang” langsung memberikan kuliah terkait kelainan-kelainan saja. “ Anatomi sudah dikuasai di fase awal kan?” ucapan dosen biasanya, mahasiswa Cuma diam dan tersenyum. Padahal anatominya sudah lupa,paling tidak malu dibilang tidak tahu. Lalu apa yang terjadi dengan mahasiswanya, terbang !. Membiarkan imajinasinya mengawang-awang, mencoba membayangkan struktur-struktur yang dia sendiri tidak tahu. Nah, agar tidak masuk pada lobang yang sama. Maka, jadikan lah anatomi menu utama belajar pada fase awal.
Diakui oleh mahasiswa kedokteran maupun Staf Anatomi akan pentingnya anatomi di bidang kedokteran, pengurangan pembelajaran anatomi memberikan dampak yang cukup besar bagi kalangan profesi pada saat mereka harus menganalisis struktur anatomi, studi imaging dan melakukan tindakan pembedahan. Sebagai contoh di Amerika Serikat, sepertiga dari residen mengalami kesulitan dalam menganalisis Anatomi (Cottman, 1999. In Vazquez R, Reisco J M, Carretero J, 2005. Teaching in Anatomy. Reflections and challenges in the teaching of human anatomy at the beginning of the 21st century. Eur J Anat, 9(2). 111-115.), yang kejadian itu disimpulan akibat kesalahan dalam training staf, yang mengakibatkan kurangnya pengetahuan anatomi (Cahill et al., 2000. In Vazquez R, Reisco J M, Carretero J, 2005. Teaching in Anatomy. Reflections and challenges in the teaching of human anatomy at the beginning of the 21st century. Eur J Anat, 9(2). 111-115).
Kurang lebihnya yang bisa dialami lebih dulu adalah peranan anatomi dalam skill-lab. Tentunya ketika melakukan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi, anatomi menjadi peta. Ya, menjadi peta. Anatomi yang menjadi ilmu dasar untuk melakukannya “di mana”, bahkan dengan pengetahuan yang memadai bisa memprediksi hasilnya seperti apa secara anatomis.
Menurut Prof. Dr. dr. Satimin Hadiwidjaja, PAK, MARS dalam pengukuhannya sebagai guru besar bidang anatomi di Universitas Sebelas Maret Semarang: diakui bahwa untuk keperluan diagnosis pada kelainan organ maupun sistem, seorang dokter memerlukan pengetahuan anatomi; pembelajaran anatomi sangat diperlukan untuk teknik imaging, mulai dari pemeriksaan endoscopy, laparoscopy, CT scan dan MRI sampai imaging tiga dimensi. Pengetahuan Gross anatomy menjadi sangat penting, tidak hanya untuk kepentingan interpretasi prosedur imaging yang dilakukan tetapi juga
untuk mengetahui lintasan target terapi. Pengatahuan tentang struktur tubuh manusia mulai dari Gross anatomy sampai dengan tingkat molekuler sangat penting untuk mengetahui fungsi organ tertentu yang dikaitkan dengan munculnya suatu penyakit.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Mas, Prof. Dr. dr. Satimin Hadiwidjaja, PAK, MARS adalah guru besar Universitas Sebelas Maret Surakarta bukan Semarang